SuaraJatim.id - Sekitar pukul 13.00 WIB, cuaca kawasan Dukuh Kupang memang cukup terik. Namun, suara kendaraan yang berlalu lalang tak sedikitpun menggangu tidurnya.
Lelaki berusia 84 tahun itu terlihat meringkuk di atas kursi plastiknya. Ia tampak tertidur beralaskan kardus dengan suasana hembusan angin yang sejuk di bawah pohon. Tidurnya pun terlihat cukup pulas.
Suwaji, seorang pedagang bakso yang sehari-harinya berdiam diri di depan sebuah gang yang tertutup pagarnya dimanfaatkan untuk berjualan.
Posisi yang cukup strategis di samping jalan raya tersebut mudah untuk di lihat pembeli yang sekadar ingin menikmati bakso.
Meski sudah renta, Suwaji tetap bersemangat menyajikan baksonya. Kulit tangannya yang sudah keriput tetap kokoh menggenggam mangkok dan sendok.
Tetapi beberapa kali terlihat meleset ketika menuangkan kuah. Maklum, penglihatan Suwaji sudah jauh menurun.
"Setunggal nopo kale? (Satu atau dua porsi?)," tuturnya saat melihat SuaraJatim.id mendekati gerobak baksonya. Ia langsung beranjak dari tidur dan memperbaiki masker biru di wajahnya.
Usai menyajikan baksonya, Suwaji mulai bercerita bahwa sudah 30 tahun lamanya dia menekuni bidang penjualan bakso.
Setelah menikah dengan sang istri ia mempertaruhkan nasib di Kota Pahlawan. Berbekal resep seadanya, Suwaji dan istri membuat baksonya sendiri dengan tangannya.
Baca Juga: Cara Penjual Bakso Mengikat Plastik saat Panas Ini Bikin Melongo
"Nikah dapat dua minggu langsung ke Surabaya, di sini dulu ngontrak sama Mbah Putri (istrinya), seharga Rp 1500 selama dua tahun. Dulu awalnya ya jualan macam-macam, es cao pernah, terus kemudian memutuskan jualan bakso saja," ujarnya.
Dengan gerobak kesayangan berwarna biru ia menunggu pelanggan di kawasan Dukuh Kupang Gang XX. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau, Rp 10 ribu dengan semangkok penuh bakso lengkap berisi siomay, tahu dan gorengan.
"Tiap hari ya jualan di sini, nggak muter-muter (nyari pelanggan). Di sini tempatnya gak ngganggu jalanan dan gampang di lihat," ucapnya.
Dalam sehari, Suwaji menjajakan baksonya mulai pukul 12.00 WIB hingga 21.30 WIB. Selama hampir 10 jam habis atau tidak habis dagangannya, ia akan tetap pulang dengan hasil seadanya.
"Berangkat waktu sola-sola. Kalau sudah jam setengah 10, habis gak habis ya harus pulang. Hasilnya gak menentu, biasanya seh>ari dapat Rp150-200 ribu saja, itu masih kotor," jelasnya.
Suwaji memiliki keterbatasan penglihatan akibat penyakit kataraknya yang sudah dideritanya selama 2 tahun. Ia pun tak mengobati justru memilih untuk membiarkannya
Berita Terkait
-
Dari Maraton ke Gerakan Sosial: Bagaimana Optik Ini Gunakan Ajang Lari untuk Ubah Hidup Anak-Anak?
-
5 Fakta Penting Perbedaan Herbal untuk Katarak dan Glaukoma yang Harus Kamu Tahu
-
Ada Screening Katarak Gratis, Lansia di Ciganjur Jaksel Kegirangan
-
PosIND Dukung Pertiwi Jabar Gelar Bakti Sosial Operasi Katarak untuk 200 Orang di RS Cililin
-
Hari Disabilitas 2024: Katarak Jadi Awal Seseorang Jadi Tunanetra, Jangan Sepelekan!
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Lokal untuk Lari Harian, Nyaman dan Ringan Membentur Aspal
-
Aremania Wajib Catat! Manajemen Arema FC Tetapkan Harga Tiket Laga Kandang
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
Terkini
-
Geger! Warga Temukan Jasad Bayi Dikubur di Samping Rumah di Tulungagung
-
Tembus Pasar Amerika, Batik Madura UMKM Binaan Bank Mandiri Naik Kelas ke Panggung Global
-
PPATK Blokir Rekening Pasif, BRI Tegaskan Perlindungan Nasabah
-
Pengusaha Pakan Ternak Ponorogo Buktikan KUR BRI Dorong Usaha Lebih Maju
-
KUR BRI Jadikan Aiko Maju UMKM Tangguh di Program MBG Kepulauan Siau