
SuaraJatim.id - Sebanyak ratusan warga Kelurahan Kemuteran dan Lumpur, Kecamatan Gresik melakukan protes terhadap aktivitas perusahaan bongkar muat batu bara dan log milik PT Gresik Jaya Tama (GJT), Rabu (12/8/2020). Mereka meminta agar aktivitas yang mencemari lingkungan itu dihentikan kembali.
Para pendemo berpendapat, aktivitas perusahaan yang pernah ditutup warga dan kini buka kembali itu meresahkan.
Pasalnya, debu batu bara yang dimuat oleh kendaraan truk kerap masuk rumah dan tempat ibadah. Bahkan warga mengklaim, jika banyak di antara penduduk mengalami sakit paru-paru.
“Coba cek satu per satu pasti paru-paru masyarakat berwarna hitam,” kata Andre salah satu warga yang protes, saat ditemui di lokasi.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini Senin, 10 Agustus 2020 di Surabaya dan Sekitarnya
Karena itu warga dari dua kelurahan meminta agar aktivitas perusahaan bongkar muat batu bara segera dihentikan. Mereka meminta agar aktivitasnya dipindahkan tidak dekat dengan pemukiman.
"Intinya kami ingin operasi bongkar muat batu bara dihentikan dan dipindahkan ke tempat lain,” jelasnya.
"Tidak ada sosialisasi sama sekali ke warga. Sejak dulu kami menolak batu bara beroperasi," tuturnya.
Perlu diketahui, sebelum terjadinya protes hari ini, sudah ada MoU antara perusahaan warga dan DPRD Gresik.
Isinya menyepakati operasi bongkar muat batu bara akan dipindah ke JIIPE. Namun kesepakatan itu urung dilaksanakan.
Baca Juga: Habib Kecelakaan di Gresik, Mobilnya Ringsek Ditabrak Truk di Jalan Pantura
Sementara itu pimpinan PT GJT Edi merespon, aksi protes sangat merugikan pihaknya.
Pasalnya pada aksi protes sebelumnya November 2019 lalu, mengakibatkan operasional harus dihentikan selama kurang lebih 10 bulan.
Dampaknya puluhan karyawan harus di PHK dan omset perusahaan terus mengalami penurunan.
Terkait menanggulangi dampak debu, perusahaan akan memasang jaring yang digunakan untuk menghambat.
Ini dilakukan agar debu tidak masuk ke rumah warga dan rumah ibadah.
"Kami sudah berupaya komunikasi dengan masyarakat sekitar. Namun belum ada titik temu," pungkasnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Dibayangi Asap Batu Bara, Transisi Hijau ke Mobil Listrik Jadi Bumerang?
-
Ketika PLTU Bicara Iklim dan Lingkungan: Inisiatif dari Cilacap
-
JM-PPK Peringati 16 Tahun Mundurnya Semen Gresik: Ancaman Kerusakan Lingkungan Masih Bayangi Kendeng
-
MMS Group Indonesia Ciptakan Praktik Bisnis Keberlanjutan Lewat Penerapan ESG
-
Hasil Proliga 2025: Nodai Comeback Megawati Hangestri, Jakarta Pertamina Enduro ke Grand Final
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
Terkini
-
Tinjau Normalisasi Sungai di Pamekasan, Gubernur Khofifah Pastikan Daya Tampung Air Kembali Normal
-
Saldo DANA Gratis Langsung Cair, Klaim Link DANA Kaget Hari Ini
-
Bagi-bagi 3 Link Saldo DANA Kaget Hari Ini, Buruan Klaim! Berpeluang dapat Rp149 Ribu
-
Jadi Sumber Ekonomi, Sampah Bisa Dilacak dan Menghasilkan Uang
-
Akhir Musim, Persebaya Bakal Dikawal Ratusan Bonek "Terbang" ke Australia