"Beneran. Pulang sendiri-sendiri. Hafal ini (sapi-sapi). Sedangkan upah dari pekerjaan ini cukup untuk kebutuhan sehari-hari termasuk kuota internet," terangnya.
Dia berangkat selepas subuh untuk mengerjakan lahan milik tetangganya ini. Menggiring sapi-sapinya sambil menenteng tas berisi bekal sarapan seadanya.
Sementara di rumah yang tidak jauh dari lahan garapan ini, dia tinggal bersama 7 orang anggota keluarga.
"Ke dua orangtua tinggal bersama saya, istri dan ke tiga anak," akuinya.
Baca Juga: Tak Setuju Belajar Online, Rektor UIN SUKA: Pendidikan Itu Merajut Relasi
Untuk mencukupi kebutuhan keluarganya di tengah pandemi Covid-19 dia bekerja sangat keras.
Jika tidak ada lahan milik orang yang dibajak, Darsan menawarkan tenaganya untuk dipekerjakan kepada orang lain.
"Asalkan dapat upah. Jika tidak ada lahan yang perlu dibajak. Terpaksa mereman (serabutan). Istilahnya cari kerjaan apa pun yang penting halal," tambahnya.
Biasanya ikut naik mobil pickup milik tetangganya ke luar Kabupaten. Seperti Bojonegoro, Lamongan dan Ngawi.
"Saya biasa ikut kerja dengan tetangga ke luar Kabupaten mencari damen (tangkai padi kering yang sudah diambil bulirnya). Saya membantu mengangkat dari sawah hingga naik ke pickup. Upah dari kerja itu saya menerima uang Rp 70 ribu," katanya.
Baca Juga: Survei SMRC; 92 Persen Pelajar Indonesia Kesulitan Belajar Online
Susah payah itu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, dia harus bekerja keras.
"Anak pertama sudah tidak sekolah. Anak ke dua sudah kelas 1 Madrasah Tsanawiyah dan yang terakhir kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah. Setiap se Minggu sekali harus membelikan kuota internet. Karena cuman punya handphone satu mereka (anak-anak) gantian mengirimkan tugas," ucapnya.
Darsan sendiri sebetulnya memiliki 3 lahan pertanian, semuanya ditanami jagung dan kacang. Namun hasil panen tersebut dia tabung untuk biaya sekolah anak-anaknya nanti hingga ke jenjang perguruan tinggi.
"Dalam hati setiap saya kerja. Pasti ingat anak-anak. Berdoa'a agar anak-anak kedepan tidak bernasib sama seperti bapaknya. Sehingga pengen sekali menyekolahkan anak sampai ke perguruan tinggi," harapnya.
Kontributor : Andri Yanto
Berita Terkait
-
Kemendikdasmen Gandeng Skolla Hadirkan Pengalaman AI dan Metaverse di Belajar Online
-
JKT48 Official Store Hadir di Shopee! Makin Mudah Beli Merchandise Eksklusif!
-
Tampilan Antarmuka Baru dan Banjir Hadiah di Kelas Pintar, Bikin Belajar Makin Efisien dan Efektif
-
4 Keunggulan Belajar IELTS Secara Online, Cocok untuk yang Sibuk Bekerja atau Kuliah
-
Pandemi Covid-19 Hampir Reda Bikin Tren Belajar Online Menurun, Ini Kata Pakar
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
- 9 Rekomendasi HP Murah Rp 1,5 Jutaan di Juni 2025, Duet RAM 8 GB dan Memori 256 GB
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Kapasitas 8 Orang, Kursi Nyaman untuk Perjalanan Jauh
Pilihan
-
AFPI Geram, Ajak Pelaku Gerakan Gagal Bayar Pinjol Dipolisikan Biar Ditangkap
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan RAM 8 GB, Terbaik Juni 2025
-
Persaingan Sengit Udinese vs Bologna Rekrut Jay Idzes: Bianconeri Siapkan Rp469 M
-
Penyerang Naturalisasi Timnas Indonesia Akhirnya ke Liga 1! Siap Bantu Tim Bersaing
-
Juara Liga Champions Minat Rekrut Pemain Keturunan Indonesia Berbandrol Rp243 M
Terkini
-
7 Mitos Ayam Cemani yang Bikin Merinding: Dari Enteng Jodoh Hingga Tumbal Nyawa!
-
Berburu Kejutan Saldo DANA Kaget! Raih Hadiah hingga Rp449 Ribu, Simak Manfaat dan Tipsnya
-
Produksi Padi Tahun Ini Capai 9 Juta Ton GKP, Jatim Optimis Wujudkan Kedaulatan Pangan Nasional
-
7 Mitos Daun Kelor: Penolak Bala, Pengusir Makhluk Halus, hingga Pemutus Ilmu Hitam
-
Viral! Segel Minimarket yang Tak Punya Jukir Resmi, Wali Kota Surabaya Disebut Salah Sasaran