Scroll untuk membaca artikel
Iwan Supriyatna
Senin, 07 September 2020 | 05:29 WIB
Massa pendukung Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU), berusaha menerobos masuk ke halaman Kantor KPU Surabaya. (Suara.com/Achmad Ali)

SuaraJatim.id - Penerapan protokol kesehatan yang digembor-gemborkan pasangan calon wali dan wakil wali Kota Surabaya, Machfud Arifin - Mujiaman (MAJU), saat pendaftaran di Kantor KPU Kota Surabaya tak berjalan sesuai harapan.

Meski Paslon MAJU memiliki Satgas internal untuk menjaga penerapan protokol kesehatan, tetap saja susah mengkondisikan dengan jumlah massa yang begitu banyak.

Massa simpatisan memang begitu banyak. Sebab, pasangan Machfud - Mujiaman memang didukung koalisi besar. Ada partai PKB, Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, Nasdem, PAN, dan PPP.

Pelanggaran protokol kesehatan dengan tidak menjaga jarak (sosial distancing) terlihat saat simpatisan berusaha masuk ke halaman Kantor KPU Kota Surabaya.

Baca Juga: Pilkada Serentak di Tengah Pandemi, Mardani PKS: Jangan Jadi Klaster Baru

Saat itu, Paslon MAJU yang diarak dari Surabaya Town Square (Sutos) tiba di Kantor KPU. Machfud - Mujiaman langsung memasuki Kantor KPU dan disusul petinggi partai-partai pendukung dan simpatisannya.

Namun, saat simptisan berusaha masuk, Satgas internal berusaha menghalangi dengan alasan area KPU sudah penuh.

Massa yang ngeyel tetap berusaha menerobos masuk untuk mengantarkan Paslon hingga ke pintu masuk KPU. Satgas internal kewalahan, dan massa pun berhasil masuk halaman. Tak ayal, di halaman KPU begitu berdesakan.

"Massa pendukung tolong yang sabar, jangan ikut masuk ke kantor KPU Surabaya," teriak salah satu petugas penjaga.

Sebelumnya, Direktur Media dan Komunikasi Tim Pemenangan Machfud-Mujiaman Imam Syafi'i menegaskan akan memastikan penerapkan protokol kesehatan yang ketat sehingga bisa mencegah terjadinya penularan COVID-19.

Baca Juga: Langgar Protokol, Pasangan AWR-IF Bawa 1.500 Massa Mendaftar ke KPUD Agam

"Dengan iring-iringan yang tertib jarak dua meter. Satgas berperan menjaga jaga jarak," ujarnya.

Bahkan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga mengimbau kepada seluruh bakal pasangan calon kepala daerah yang melaksanakan pendaftaran ke KPU agar tidak melakukan pelibatan massa secara besar.

Khofifah juga mengingatkan bagi mereka yang mengantar pendaftaran untul tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.

"Dalam situasi pandemi seperti sekarang ini memang pelibatan massa perlu dipertimbangkan kembali. Risiko penularan menjadi sangat besar jika massa tumpah ruah saat pendaftaran karena dorongan semangat untuk menyukseskan," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (4/9/2020).

Untuk diketahui, pasangan calon wali dan wakil wali kota Surabaya, Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) memilih berdoa di makam mbah Bungkul, sebelum mereka mendaftar ke kantor KPU Surabaya, Minggu (6/9/2020).

Paslon MAJU tiba di makam Sunan Bungkul Surabaya, sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka berdua langsung melakukan salat ashar, kemudian ziarah ke makam Mbah Bungkul dan melakukan berdoa bersama.

"Makam Mbah Bungkul dipilih sebagai titik awal, dan sembilan doa yang telah dipanjatkan bisa mengiringi langkah keberangkatan mereka ke KPU Surabaya. Semoga ini menjadi semacam awal dari perjalanan suci untuk mensejahterakan masyarakat Surabaya," ujar Salah satu kiai memimpin doa usai ziarah.

Selepas ziarah di Makam Mbah Bungkul yang berada di area Taman Bungkul Surabaya, pasangan MAJU bertolak ke Surabaya Town Square (Sutos).

Di sana, keduanya bertemu para ketua dan sekretaris delapan partai pengusung yaitu PKB, Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, Nasdem, PAN, dan PPP untuk bersama-sama berangkat ke KPU dengan didampingi sejumlah tokoh agama.

Kedua pasangan calon ini kemudian berjalan kaki ke kantor KPU diiringi kader dan relawan pendukung yang tertib menjaga jarak dua meter.

Sudah ada sejumlah kader dan relawan pendukung yang menanti di Kantor KPU Surabaya yang akan menyambut kedua tokoh dengan seni tradisional Hadrah Banjari juga seni budaya tradisional Surabaya, Jula-Juli.

Load More