Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Rabu, 16 September 2020 | 07:24 WIB
Tersangka kasus pembunuhan purnawirawan Polri usai menjalani pemeriksaan. (Beritajatim/ist)

SuaraJatim.id - Tersangka Happy Prima (23), warga Dusun Bringin, Desa Pamotan, Kecamatan Porong, menyesali perbuatannya usai menghabisi Jasah (79) pamannya yang seorang purnawirawan Polri di Juwet Kenongo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Berulang kali Happy menitikkan air mata, menyesali perbuatannya. Happy mengatakan dirinya sempat kembali ke TKP (Tempat Kejadian Perkara) pada Minggu (13/9/2020) sekitar pukul 16.00 WIB. Hal itu untuk memastikan kondisi pamannya usai dipukul dengan kayu balok sekitar pukul 12.00 WIB.

Kasatreskrim Polresta Sidoarjo AKP Ambuka Yudha Hardi Putra menceritakan, awalnya Jasah sering kehilangan uang yang disimpan dalam rumah.

Kemudian pada Minggu (13/9/2020) pagi itu, korban melihat seseorang masuk rumahnya lalu kabur. Jasah hanya melihat motor orang itu.

Baca Juga: Terungkap! Pasutri Pembunuh Anak Kandung Sempat Lapor ke Polsek Setia Budi

“Motor yang dilihat korban, seperti motor milik pelaku,” kata Ambuka seperti dilansir Beritajatim.com, Selasa (15/9/2020).

Dari melihat motor itu, korban langsung mencari Happy di tempat indekosnya, yang ada di Dusun Bringin, Desa Pamotan. “Korban tidak ketemu siapa-siapa di Pamotan,” tukasnya.

Selanjutnya, kata mantan Kasatreskrim Polres Jombang ini, Jasah kembali ke rumah dan menghubungi Ibu pelaku yang juga adik iparnya via telepon. Jasah kemudian menyuruh ibu pelaku ke rumah guna memberikan penjelasan.

“Tuduhan korban itu, langsung diutarakan ke ibu pelaku,” urainya.

Permasalahan itu kemudian disampaikan ke pelaku. Nah, dari situlah Happu tersulut emosi. Tak mau berlarut-larut, sekitar pukul 12.00 WIB pelaku dan kakaknya yang berinisial ID (26) mengklarifikasi masalah itu. Namun sesampainya di rumah pamannya, pelaku tak bisa masuk lantaran pintu dikunci dari dalam.

Baca Juga: Dikenal Periang, Tetangga Tak Tahu Keysya Dibunuh Orang Tua Saat Belajar

Pelaku masuk lewat pintu belakang sambil membawa balok dari samping rumah.

“Pelaku masuk rumah, dada korban langsung dipukul dengan balok, selanjutnya leher sebelah kiri, hingga Jasah roboh,” ungkapnya.

Usai memhabisi pamannya, kakak-adik itu pulang. Lalu sorenya sekitar pukul 16.00 WIB, pelaku kembali TKP, untuk memastikan pamannya. Dari jendela, Happy melihat pamannya masih telungkup.

“Setelah empat jam, kondisi paman dilihat dan masih tetap tengkurap, pelaku sempat ketakutan, namun tak berani ngomong,” jelas Ambuka.

Peristiwa pembunuhan itu baru diketahui pukul 20.00 WIB oleh anak korban yang bernama Dadang. Akhirnya Dadang melaporkan kejadian itu ke polisi.

Malam itu, usai mendapatkan Laporan, petugas langsung meminta keterangan beberapa saksi di antaranya ibu pelaku dan ID kakak pelaku. Dari situ Happy Prima langsung diamankan oleh petugas.

“Pelaku ditangkap anggota saat berada di warkop malam itu juga,” pungkasnya.

Load More