SuaraJatim.id - Meski Covid-19 merupakan penyakit paru-paru, survei menyebut kebiasaan merokok masyarakat tidak mengalami penrunan.
Padahal, sejumlah dokter mengatakan merokok dapat meningkatkan risiko terserang Covid-19.
Dilansir Anadolu Agency, survei yang dilakukan Komnas Pengendalian Tembakau menemukan bahwa mayoritas perokok tidak mengurangi kebiasaan merokoknya selama pandemi Covid-19. Padahal, merokok menyebabkan mereka lebih rentan terinfeksi.
Survei ini melibatkan 612 responden di 25 provinsi di Indonesia dan sebanyak 47,5 persen di antaranya merupakan perokok aktif.
Metode yang digunakan yakni survei online pada 1-19 Juni 2020 dan wawancara telepon terhadap 30 responden yang dipilih secara acak.
Peneliti utama survei, Krisna Rahmayanti mengatakan sebanyak 49,8 persen dari responden perokok mengeluarkan biaya yang sama untuk merokok dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Selain itu, 13,1 persen responden justru meningkatkan biaya konsumsi rokok selama pandemi dan 31,1 persen mengurangi biaya merokok.
Sementara dari jumlah batang rokok yang dikonsumsi, 15,2 persen responden perokok meningkatkan jumlah batang konsumsinya selama pandemi dan 50,2 persen responden mengaku tetap.
"Mayoritas responden yang mengaku meningkat jumlah batang konsumsinya berasal dari penghasilan di bawah 5 juta rupiah per bulan," jelas Krisna melalui konferensi pers virtual.
Baca Juga: Studi Sebut Merokok Terbukti Tingkatkan Masalah Kecemasan
Krisna menuturkan survei ini menunjukkan bahwa perilaku merokok tidak menurun meskipun 61,4 persen dari total responden merasa rokok dapat membuat mereka lebih rentan terhadap Covid-19.
Sementara itu, responden yang berpendidikan lebih tinggi dan bekerja di sektor formal cenderung lebih perhatian dalam menerapkan rumah bebas asap rokok.
Perokok Lebih Rentan Terhadap Covid-19
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengatakan data di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan —salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta— menunjukkan bahwa 62,5 persen dari 400 pasien Covid-19 laki-laki merupakan perokok.
“Pola ini berbeda dengan pasien perempuan karena kebiasaan merokok perempuan di Indonesia jauh lebih rendah dari laki-laki,” kata Agus.
Agus juga merujuk pada sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa pasien perokok memiliki kecenderungan 1,45 hingga 2 kali lipat mengalami kondisi Covid-19 yang berat.
Berita Terkait
-
Gibran Ulti Soal Gerbong Kereta Khusus Perokok, Netizen: Ini Baru Prioritas Rakyat
-
Vape Jadi Narkoba? BNN Bergerak Usai Singapura Ambil Langkah Ekstrem
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
Tak Setuju Ada Gerbong Merokok, Wapres Gibran Usulkan Ruang Laktasi di Kereta
-
Wapres Gibran Komentari Usul DPR Soal Gerbong Kereta Khusus Perokok: Gak Sinkron!
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 24 Agustus: Raih Skin SG2 dan Diamond di Akhir Pekan
Pilihan
-
Download Video TikTok Favoritmu Tanpa Logo dengan Snaptik Gratis!
-
Terbitkan 20,9 Juta Saham Baru, PANI Gelar Private Placement Rp300 Miliar
-
3 Rekomendasi HP Gaming Murah Baterai Awet Berhari-hari, Harga Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
4 HP Murah RAM 12 GB Paling Worth It di Bawah Rp3 Juta, Harga Terjangkau Performa Handal
-
Here We Go! FC Utrecht Lepas Miliano Jonathans ke Timnas Indonesia
Terkini
-
Dorong UMKM Tumbuh Pesat, BRI Salurkan Kredit Rp1.137,84 Triliun ke Pelaku Usaha
-
Kejari Surabaya Tahan Tersangka Korupsi Aset PT KAI, Negara Rugi Rp4,77 Miliar
-
Polisi Usut Pungli Program Sertipikat Tanah Gratis di Sampang
-
Festival Kuliner Kampoeng Tempo Doeloe 2025, BRI Tawarkan Hadiah dan Lelang Gadget Eksklusif
-
IM3 Perkenalkan SATSPAM di Surabaya, Fitur Proteksi Otomatis dari Penipuan Digital