Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 28 September 2020 | 08:00 WIB
Riset tsunami 20 meter dari jurnal Ilmiah Nature (nature.com)

SuaraJatim.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkuat laporan ilmiah bertajuk "Implications for megathrust earthquakes and tsunamis from seismic gaps south of Java Indonesia" yang diterbitkan Nature.com.

Laporan ini terkait dengan ancaman gempa bumi dan tsunami di wilayah pesisir selatan Indonesia yang membuat gaduh publik akhir-akhir ini.

Menurut riset yang dilakukan oleh LIPI, gempa dan tsunami raksasa di jalur-jalur tunjaman lempeng bahkan kemungkinan tidak hanya sekali terjadi, namun bencana raksasa ini akan terjadi secara berulang. 

Selain LIPI, sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mencatat adanya celah seismik yang jelas di selatan Pulau Jawa. Sehingga betul akan ada potensi gempa bumi megathrust yang akan terjadi di masa depan.

Baca Juga: Ada Isu Tsunami Besar di Selatan Jawa, Ini yang Dilakukan Bupati Lumajang

Tim Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI meneliti tsunami purba sejak 2006 di pantai Lebak, Pangandaran, Cilacap, Kutoarjo, Kulonprogo dan Pacitan mengungkapkan, ada endapan tsunami berumur 300 tahun ditemukan di sepanjang pantai itu.

Di Lebak, tsunami tersebut mengendapkan batang-batang kayu di suatu rawa 1,5 kilometer (km) dari garis pantai.

"Gempa dan tsunami raksasa dari jalur-jalur tunjaman lempeng dipastikan terjadi berulang. Jalur-jalur ini akan tetap menghasilkan gempa dan tsunami raksasa di masa datang. Tiap-tiap jalur memiliki waktu perulangan ratusan hingga ribuan tahun," kata Eko dalam pernyataan persnya.

Informasi ancaman bencana tsunami di wilayah pesisi selatan ini sebenarnya sudah beberapa kali mencuat. Di Jawa Timur sendiri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur sudah memetakan wilayah rawan tsunami ini. Edukasi dan pemahaman juga rutin disampaikan ke masyarakat di wilayah ini.

Catatan BPBD, di provinsi paling timur Pulau Jawa ini jika benar tsunami setinggi 20 meter menerjang daratan, maka ada sembilan kabupaten bakal terancam. Wilayah itu adalah: Banyuwangi, Jember, Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten dan Kota Blitar, Tulungagung, Trenggalek serta Pacitan.

Baca Juga: Ahli Geofisika Amerika: Pesisir Jawa Potensi Diguncang Gempa 9,6 SR

Delapan wilayah ini berada di wilayah paling selatan provinsi dengan garis pantai panjang. Dalam catatan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), beberapa wilayah tersebut sudah pernah mengalami tsunami bersama daerah pesisir di provinsi lain.

Sejak Tahun 1818, PVMBG mengungkap, telah terjadi 11 kali tsunami di sisi selatan pantai Jawa. Dimulai dari Tsunami Banyuwangi (1818), Tsunami Bantul (1840), Tsunami Tulungagung (1859), Tsunami Kebumen (1904), Tsunami Jember (1921), Tsunami Pangandaran (11/09/1921) .

Kemudian tsunami Banyuwangi (1925) , Tsunami Purworejo (1957), Tsunami Banyuwangi (03/06/1994), Tsunami Pangandaran (17/7/2006), Tsunami Jawa Barat Selatan (02/09/2009). Tsunami ini penyebabnya dipicu oleh gempa bumi.

Load More