SuaraJatim.id - Ada banyak cara bagi pasangan suami istri yang tidak ingin punya momongan lebih dahulu. Bisa memakai kontrasepsi, kondom, obat (pil KB), implan atau IUD (intrauterine device) alias spiral yang dimasukkan ke dalam rahim.
Jika ogah memakai cara-cara tersebut, maka pilihan lain adalah dengan cara KB alami. Caranya bagaimana? Tentu cara ini perlu ketekunan dan pencatatan cermat demi hasil lebih akurat.
"Metode yang digunakan adalah menghitung kalender, tidak berhubungan di saat masa subur, dan ibu yang sedang menjalani ASI eksklusif," kata Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Putri Deva Karimah dari RS Pondok Indah, dikutip dari Antara, Rabu (30/09/2020).
Salah satu syaratnya menerapkan KB alami adalah mengetahui pola dari siklus haid selama 6 - 12 bulan, apakah normal dalam 28 - 35 hari, dari haid pertama hingga haid hari berikutnya.
Baca Juga: KB Proaktif Saat Pandemi, Jogja Bagi Alat Kontrasepsi Langsung ke Akseptor
"Untuk mencegah terjadinya kehamilan, pasien harus tahu kapan waktu suburnya atau masa ovulasi," kata dia.
Ovulasi adalah masa di saat sel telur dilepaskan dari indungnya, dan terjadi umumnya sebulan sekali sekitar 14 hari setelah hari pertama menstruasi. Saat sel telur dilepaskan, usia hidupnya termasuk singkat. Waktu pembuahan harus dilakukan 24 - 48 jam setelah masa ovulasi, jika Anda ingin hamil.
Namun, sperma dapat tetap hidup layak dalam tubuh perempuan hingga lima hari setelah ejakulasi. Jadi, jika sperma tetap tinggal dalam saluran reproduksi sambil menunggu sel telur yang baru turun, peluang untuk hamil akan tetap ada, bahkan jika Anda dan pasangan berhubungan seks beberapa hari sebelum ovulasi.
Pada banyak kasus, mekanisme biologis ini memungkinkan masa kesuburan bertahan hingga 5-8 hari setelah hubungan seks, tergantung karakteristik sperma pasangan, frekuensi ejakulasi selama masa subur dan berbagai faktor lainnya.
"Bila pasien ragu dengan perhitungan kalendernya, sebaiknya pasangan menggunakan alat kontrasepsi kondom," dia menyarankan.
Baca Juga: Viral Penyuluh BKKBN Minta Ibu-ibu Tunda Hamil, Tapi Kawin Boleh
Selain itu, cara lain yang bisa dilakukan adalah memakai alat pendeteksi ovulasi yang banyak dijual di apotek. Alat ini dapat menilai ketebalan lendir serviks dan mengukur suhu tubuh. Dengan alat ini, pasangan diharapkan tidak berhubungan saat mendekati masa subur atau saat masa subur.
Berita Terkait
-
Berkaca dari Cerita Rumah Tangga Kimberly Ryder, Bagaimana Hukum KB dalam Islam?
-
Peran Vital Bidan dalam Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi di Indonesia
-
POGI Sebut Penyuluhan Soal Alat Kontrasepsi di Sekolah Bukan Hal Baru
-
Ditutup Seng, Begini Penampakan Kantor PKBI yang Sudah Kosong Usai Digusur Paksa
-
Menilik Sejarah PKBI, Pelopor Program KB Indonesia yang Kantornya Mendadak Digusur Pemkot Jaksel
Tag
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Puluhan Mantan Karyawan yang Ijazahnya Ditahan Resmi Lapor Polisi
-
Layanan Wealth Management BRI Diakui Dunia, Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Kronologi Kebakaran Rumah di Tegalsari Surabaya, 2 Orang Meninggal Dunia
-
Khofifah Bahas Kerja Sama Pendidikan hingga Energi Terbarukan dengan Delegasi Tomsk Rusia
-
Harga Gabah Kering Jatuh, DPRD Jatim: Panen Raya Terancam Tak Dinikmati Petani