Scroll untuk membaca artikel
RR Ukirsari Manggalani | Lintang Siltya Utami
Senin, 05 Oktober 2020 | 21:50 WIB
Sarkofagus mumi yang telah diteliti dan dipamerkan di museum. Sebagai ilustrasi [Pixabay/Skitterphoto].

SuaraJatim.id - Pada September 2020, para ilmuwan berhasil menemukan 27 peti mati  atau sarkofagus berusia 2.500 tahun.  Masih disegel, isinya adalah mumi. Sekarang, para arkeolog membuka salah satu peti mati yang dihias indah, dan mengungkap sisa-sisa mumi yang dibungkus kain bertuliskan hieroglif dalam warna-warna cerah.

Penemuan itu digali di pekuburan luas kawasan Saqqara, Mesir. Lokasinya sekitar 16 km di selatan Piramida Giza yang terkenal. Daerah itu sendiri adalah bagian dari kota kuno Memphis, situs Warisan Dunia UNESCO, dan menjadi tuan rumah bagi kompleks Piramid Djoser.

Sejak penemuan 13 peti mati pertama diumumkan sekitar tiga minggu lalu, lebih banyak lagi peti mati yang ditemukan di lubang kedalaman hingga 12 m.

Sejumlah peti mati tambahan yang tidak diketahui mungkin masih terkubur di kedalaman sana, demikian disebutkan oleh Menteri Pariwisata dan Barang Antik Mesir, Khaled al-Anani.

Baca Juga: Terbanyak, Ilmuwan Temukan 200 Kerangka Mamut di Lokasi Pembangunan Bandara

Gambar yang diabadikan pada 3 Oktober 2020 dengan para wakil diplomatik di Mesir menghadiri konferensi pers untuk mengumumkan penemuan baru 59 sarkofagus yang digali misi arkeologi Mesirdi komplek permakaman kuno Saqqara, 30 km selatan ibukota Mesir, Kairo, yang menghasilkan penemuan sumur pemakaman yang dalam, berisikan lebih dari 59 peti mati berusia 2.500 tahun [AFP/Khaled Desouki].

"Hari ini bukan akhir dari penemuan, saya anggap justru awal dari penemuan besar," kata Khaled al-Anani, seperti dikutip Science Alert pada Senin (5/10/2020).

Ia menambahkan bahwa peti mati berasal dari Periode Akhir Mesir kuno dan penggalian di Saqqara dalam beberapa tahun terakhir telah menemukan banyak artefak. Termasuk satwa yang diawetkan, yaitu mumi ular, burung, kumbang, dan lainnya.

Puluhan patung juga ditemukan di daerah ini, termasuk patung perunggu yang menggambarkan Nefertem, dewa kuno bunga teratai.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peti mati kemungkinan besar milik para pendeta, negawaran senior, dan tokoh terkemuka dalam masyarakat Mesir kuno dari dinasti ke-26.

Penemuan peti mati ini adalah pengumuman besar pertama sejak pandemi COVID-19 di Mesir. Situasi menyangkut kesehatan global itu sendiri berdampak pada penutupan museum dan situs arkeologi selama sekitar tiga bulan mulai akhir Maret.

Baca Juga: Diprediksi "Paling Tua di Dunia", Ilmuwan Temukan Struktur Batu Misterius

Menurut keterangan Khaled al-Anani, semua peti mati akan dibawa ke Grand Egyptian Museum yang akan segera dibuka di dataran tinggi Giza. Peti mati akan ditempatkan di seberang aula yang menampung 32 peti mati tersegel lainnya milik para pendeta dari dinasti ke-22 yang ditemukan tahun lalu di kota selatan Luxor.

Mesir berharap dengan penemuan arkeologi dalam beberapa tahun terakhir dan Grand Egyptian Museum tadi akan meningkatkan sektor pariwisatanya.

Load More