SuaraJatim.id - Jika pada umumnya orang memilih memelihara hewan ternak berupa ayam, kambing, sapi, babi, domba hingga jangkrik, namun berbeda halnya dengan Wiwit Fahyuni Widarti.
Perempuan berusia 28 tahun, Warga Desa Sukoiber, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang ini justru memilih beternak tikus yang selama ini dikenal sebagai binatang menjijikan bagi sebagian besar warga.
Tetapi di tangan Wiwit, tikus-tikus yang diternakannya malah bisa menghasilkan uang hingga jutaan rupiah setiap bulan.
Wiwit mengaku ide awal beternak tikus lantaran ingin merintis usaha yang tidak ada di desanya.
Baca Juga: Ikan Cupang, Jenis, Keistimewaan, Sejarah, dan Cara Ternak Ikan Cupang
"Awalnya pengen usaha tapi yang beda, kalau ternak ayam, sapi dan sebagainya sudah banyak serta banyak saingannya. Akhirnya nemu ini ternak tikus," katanya kepada Timesindonesia.co.id-jaringan Suara.com pada Senin (12/10/2020).
Wiwit kemudian serius merintis usaha ternak tikus sejak tahun 2015. Namun tak disangkanya, usaha ternak tikus miliknya ternyata mampu meraih keuntungan yang menjanjikan.
Selain perawatan yang mudah, hewan yang kerap dianggap sebagai lambang korupsi di Indonesia ini juga cepat berkembang biaknya.
"Satu ekor tikus harganya Rp 2 ribu hingga Rp 4 ribu tapi orang biasanya beli kilo-an kadang borongan. Seminggu omzet bisa mencapai Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. Kalau bulanan ya jutaan nggak nentu juga," katanya.
Diakuinya, tikus yang diternaknya dijadikan pakan hewan peliharaan pecinta binatang seperti ular, elang, burung hantu. Ada juga orang beli untuk bahan praktek.
Baca Juga: Hari Hewan Ternak Sedunia, Ini Doa & Cara Menyembelih Sesuai Syariat Islam
"Tikus yang saya pelihara berjenis mencit jadi besar yang tetap segitu tidak bisa besar," jelasnya.
Wiwit mengemukakan, saat ini jangkauan pemasaran ternak tikusnya sudah mencapai beberapa kota besar di Pulau Jawa, yang meliputi Yogyakarta, Jakarta, Surabaya dan beberapa wilayah lain. Pelanggannya pun rata-rata merupakan pecinta binatang.
Dalam menjangkau konsumen, dia juga memanfaatkan pemasaran melalui jejaring offline dan online.
Wiwit mengatakan meskipun pandemi usahanya masih tatap bertahan meskipun omsetnya mengalami penurunan.
"Yang penting istikomah, namanya usaha pasti ada hasilnya sendiri," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pemain Keturunan Ambon Rp 34,8 Miliar Eligible OTW Ronde 4, Jadi Pelapis Jay Idzes
Pilihan
-
Bos Port FC Blak-blakan Usai Diundang Ikut Piala Presiden 2025
-
Korban Laporkan Kasus Pelecahan Seksual ke Polisi, Pelaku Diduga ASN Pemkot Solo
-
Prabowo di Singapura: Danantara Diminta "Jiplak" Kesuksesan Temasek!
-
BREAKING NEWS! Daftar 30 Pemain Timnas Indonesia U-23 untuk TC di Jakarta
-
Bank Dunia Buka Suara Usai Ungkap 194 Juta Rakyat RI Masuk Kategori Miskin!
Terkini
-
Awal Pekan Dapat Cuan? DANA Kaget Hadir Bagi-bagi Saldo, Siapa Cepat Dia Dapat!
-
Gubernur Khofifah Salurkan Bantuan Rp6,37 M: Perkuat Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat
-
Jangan Kedip! 5 Link Saldo DANA Kaget Total Rp549.000 Siap Disambar, Rebutan Sekarang Juga!
-
7 Mitos Ayam Cemani yang Bikin Merinding: Dari Enteng Jodoh Hingga Tumbal Nyawa!
-
Berburu Kejutan Saldo DANA Kaget! Raih Hadiah hingga Rp449 Ribu, Simak Manfaat dan Tipsnya