Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 04 November 2020 | 13:04 WIB
Rilis Hasil survei pasangan calon Pilkada Surabaya oleh Poltracking. [Suara Indonesia]

SuaraJatim.id - Hasil survei Pilkada Kota Surabaya yang dilakukan oleh Lembaga Poltracking menuai polemik. Lantaran sejumlah pihak menuding survei tersebut dinilai tidak sahih, alasannya karena hasilnya berbeda dengan Pusdeham.

Hal itu seperti dikemukakan dari Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Bappilu PDIP) Kota Surabaya.

Hal tersebut pun ditanggapi akademisi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Agus Machfud Fauzi.

Menurutnya, hasil survei yang dikeluarkan Poltracking dan Pusdeham perlu dihormati. Sebab, kedua lembaga tersebut selama ini dikenal memiliki kredibilitas.

Baca Juga: 2 Survei Beda Hasil, Er-Ji vs MAJU = Populi Center vs Poltracking Indonesia

"Kedua lembaga itu selama ini kredibilitasnya bagus, sehingga itu hasilnya sementara ini harus kita hormati," katanya saat dikonfirmasi Suaraindonesia.co.id-jaringan Suara.com pada Selasa (3/11/2020) malam.

Ketua Pusat Studi Perubahan Sosial dan Media Baru UNESA itu juga menilai, tidak ada yang salah dari hasil survei tersebut. Bahkan, ia tak setuju apabila Poltracking dituding mengunggulkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman.

"Poltracking bukan mengunggulkan. Karena itu hasil survei yang kebetulan hasilnya seperti yang dilihat. Begitu juga yang dihasilkan Pusdeham," katanya.

Terkait hasil survei yang mengalami perbedaan, Agus menjelaskan, bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Pertama, persoalan waktu pelaksanaan survei yang berbeda. Kedua, metodologi yang tidak sama persisi. Terakhir, penempatan sampling yang diambil juga tak sama persis.

Baca Juga: Di Survei Poltracking Machfud-Mujiaman Justru Unggul Telak dari Eri-Armuji

Sementara itu, ia menegaskan, semua jawaban dari hasil survei itu benar-benar bisa dibuktikan ketika pelaksanaan pemilu berlangsung.

Load More