SuaraJatim.id - Rektor Universitas Airlangga (Unair), Mohammad Nasih, akan mendekati sejumlah alumninya. Hal ini bertujuan agar tidak ada lagi lulusan Unair yang gajinya di bawah Upah Minimum Regional (UMR).
Hal ini dikatakan Nasih dalam Bincang Program Merdeka Belajar Episode 6 "Transformasi Dana Pemerintah untuk Perguruan Tinggi" secara virtual, Jumat (6/11/2020) keamrin.
"Tentu kita berharap akan terus berkoordinasi dengan para alumni. Enggak boleh ada yang gajinya di bawah UMR," ujar Nasih.
Nasih menuturkan, agar keinginannya tercapai pihaknya bakal memperkuat Peran Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) yang telah dimiliki Unair.
Baca Juga: UMP Sumsel 2021 Tak Naik, Pengusaha: Keputusan Sulit Bagi Kepentingan Luas
Nantinya PPKK di Unair akan dijadikan Direktorat Peran Pusat Pembinaan Karir dan Kewirausahaan (PPKK) untuk mengembangkan karir dari para alumni sesuai dengan fokus program Merdeka Belajar Episode 6.
"Dulu kita punya PPKK, pembinaan karir dan kewirausaahan ini akan kita jadikan juga direktorat yang akan kembangkan karir lulusan," kata dia.
Tak hanya itu, Nasih menuturkan pihaknya tengah melakukan pembenahan struktural dalam merespon kebijakan baru Transformasi Pendanaan Perguruan Tinggi dalam Program Merdeka Belajar Episode 6.
"Kami prinsipnya gotong royong. Bagi kami komponen bersama ini penting sehingga untuk mencapai IKU (Indikator Kinerja Utama) yang dulu hanya pusat sekarang menjadi sebuah direktorat. Karena sudah jadi Direktorat, Direktorat pengembangan inovasi pendidikan yang akan banyak konsentrasi pada pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang fleksibel dan relevan, dan ini akan menggerakan semua fakultas," tutur dia.
Unair kata Nasih, juga mendorong LSP atau lembaga sertifikasi profesi. Menurutnya LSP bisa menjadi ujung tombak kompetensi yang dimiliki mahasiwa.
Baca Juga: Gegara Video Narasi TV, Guru Besar Universitas Airlangga Banjir Cibiran
"LSP yang nanti akan jadi ujung tombak berbagai macam aktifitas mahasiswa antar kampus dan nanti akan di monitor di situ.
Artinya kawan-kawan yang magang di luar itu nantinya penelian akan dilakukan LSP," kata Nasih.
Kemudian dari sisi organisasi, Unair juga akan segera meresmikan Sains And Technopreneur.
Sains And Technopreneur dibangun untuk mengumpulkan semua potensi baik dosen dan mahasiswa untuk saling menambah kapasistas.
"Maka bersama mitra lebih teroganisir dan inovasi bisa kita dorong kepada mitra sehingga mungkin konsep yang baik ini pada 2021 belum terlihat hasilnya. Mungkin baru berbunga buahnya insyalllah bisa kita nikmati pada 2022 2023 dan seterusnya," kata dia.
Selain itu Unair juga telah menyiapkan sejumlah program strategis dalam program Merdeka Belajar Episode 6.
"Sari sisi kultur, kami sudah menyiapkan 5 program strategis, yang kita turunkan dari program utama yang kita sebut sebagai Smart Education yang dimana relevansi, fleksiblitas dan kualitas jadi fokus utama," kata Nasih.
Unair juga mendorong riset dan pengabdian masyarakat serta Kampus Hijau.
"Kemudian riset-riset dan atau pengabdian yang bermakna jadi hal yang terus kita dorong. Begitu juga dengan percepatan inovasi dan green kampus juga kita dorong," katanya
Merdeka Belajar
Sebelumnya Kemendikbud meluncurkan Merdeka Belajar Episode Keenam yaitu “Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi” yang diresmikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo secara virtual (3/11).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan Merdeka Belajar Episode Keenam lahir dengan fokus pada pembangunnan SDM unggul di jenjang pendidikan tinggi.
Baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN), maupun Perguruan Tinggi Swasta. Oleh sebab itu, pendidikan tinggi di Indonesia perlu bergerak lebih cepat agar dapat bisa bersaing di tingkat dunia.
Saat ini, kata Nadiem, pengembangan perguruan tinggi bukan hanya kuantitas, tetapi juga harus fokus pada kualitas.
"Di sisi peningkatan mutu, kita harus menciptakan lulusan yang lebih baik lagi. Di sisi pendanaan per mahasiswa pun, Indonesia masih relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara lain. Maka, Kemendikbud meningkatkan anggaran dalam konteks kinerja, untuk mencapai mutu yang kita inginkan. Dana pemerintah untuk pendidikan tinggi berada pada angka Rp 2,9 triliun di 2020 dan akan ditingkatkan sebanyak 70 persen pada 2021 menjadi Rp 4,95 triliun," tutur Nadiem dalam keterangannya.
Berita Terkait
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Siapa Oma Metia? Alumni UI yang Hidup Sebatang Kara Padahal Orang Tuanya Petinggi Polri Era Hoegeng
-
MK Ubah UU Cipta Kerja: Apa Kabar Gaji Karyawan?
-
Inikah Mobil yang Bikin Arafah Dilabrak Tetangga? Pajaknya Ngalahin UMR Jakarta
-
Soroti Pernyataan Mendikti, Alumni LPDP Tidak Harus Pulang, Setuju Tidak?
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Gunakan Alat Seadanya, Emil Dardak Ikut Turunkan APK
-
APK Calon Kepala Daerah Dibersihkan dari Jalanan Kota Surabaya
-
Cari Smartphone Samsung yang Terbaru? Ini Rekomendasinya
-
BRI Dukung Penuh OPPO Run 2024, Ada Diskon hingga Cashback Menarik
-
Kosongkan Tribun Utara, Suporter Persik Bentangkan Spanduk 'Kick Politik for Football'