SuaraJatim.id - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Blitar, KH Ahmad Zamrodji tutup usia. Ia meninggal dunia setelah dirawat di RSUD Ngudi Waluyo, Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Senin (11/1/2021) dini hari.
Kabar meninggalnya Kyai Zamrodji dibenarkan oleh Humas MUI Kabupaten Blitar, Jamil Mashadi. Ketika dihubungi melalui ponselnya, KH Ahmad Zamrodji meninggal karena diabetes dan gagal ginjal.
Ia membantah meninggalnya Ketua MUI Kabupaten Blitar gegara terpapar Covid-19.
"Tidak benar. Jadi selama perawatan, beliau sudah tiga kali menjalani swab dan alhamdulillah hasilnya negatif semua," kata Jamil Mashadi, Senin (11/01/2021).
Jamil menjelaskan, adapun penyakit diabetes yang diderita Kiai Zamrodji sejak sepuluh tahun yang lalu. Baru sekitar setahun lamanya ia juga mengalami gagal ginjal.
Semenjak itu, KH Zamrodji harus menjadi cuci darah rutin di RSUD Ngudi Waluyo. Itu dilakukan dua kali dalam seminggu.
"Seminggu dua kali hemodialisa di sela kesibukan beliau mengajar di Ponpes dan MA Ma'arif. Hari Senin yang lalu lemas, kemudian jadwal cuci darah lagi hari kamis sudah lemas. Oleh pendamping disarankan rawat inap," ujarnya.
Jamil menjelaskan, karena dirawat di situasi pandemi, maka sesuai protokol kesehatan, KH Zamrodji pun menjalani swab. Dari tiga kali swab hasilnya negatif.
Hanya saja, di paru-paru Ketua MUI ditemukan cairan. Namun, Jamil tidak menjelaskan hasil diagnosa dokter terkait hal itu.
Baca Juga: Sinovac Dicap Halal, IDI: Vaksin Jangan Dilihat dari Merek atau Negaranya
"Kami mengingatkan bahwa virus corona ini sudah bermutasi. Oleh karena itu, vaksin sekarang yang paling manjur adalah memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," bebernya.
Jamil menambahkan, jenazah KH Ahmad Zamrodji kemudian dimakamkan oleh keluarga. Di saat yang sama, MUI juga mengimbau masyarakat agar mengikuti vaksin yang bakal dilakukan pemerintah.
Pasalnya MUI pusat sudah mengeluarkan fatwa halal dan suci atas vaksin sinovac yang sudah didistribusikan ke daerah oleh pemerintah. Ini perlu diikuti oleh seluruh elemen masyarakat kendati informasinya masih simpang siur.
"Artinya kita sebagai umat islam kiranya kita harus mengikuti kiat pemerintah untuk taat vaksin. Selain itu juga kita taat protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. Ini penting," katanya.
Kontributor : Farian
Berita Terkait
-
Sinovac Dicap Halal, IDI: Vaksin Jangan Dilihat dari Merek atau Negaranya
-
Meninggal Sebab Covid, Jenazah Dandim 0808 Blitar Dimakamkan di Yogyakarta
-
Biar Warga Percaya, 4 Pejabat Forkopimda Kota Malang Mau Divaksin Pertama
-
Tak Usah Ragu! MUI Jamin Vaksin Covid-19 Sinovac Halal, Bahkan Suci
-
Komisi Fatwa MUI : Status Vaksin Covid-19 Produksi Sinovac Belum Final
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Hebat, Danantara dan BRI Gerakkan Ratusan Relawan serta Salurkan Puluhan Ribu Paket
-
Polres Pasuruan Tutup 3 Perlintasan Kereta Api Jelang Nataru, Akses Mobil Dibatasi!
-
Gubernur Khofifah Resmikan OPOP Training Center ITS Surabaya, Dongkrak Produk Pesantren Jatim
-
Dalih Belajar Agama Terbongkar, WNA Amerika Dideportasi dari Tulungagung
-
Kasus Polisi Bunuh Mahasiswi UMM Diduga Motif Harta, Keluarga Bantah Korban Hamil!