SuaraJatim.id - Kasus pencabulan yang dilakukan seorang kiai berinisial S, pengasuh pondok pesantren di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dinilai menjadi tamparan keras bagi daerah yang dikenal sebagai Kota Santri itu.
Hal ini disampaikan Jaringan Alumni Santri Jombang (JASiJO). Jasijo mengapresiasi kerja polisi yang bergerak cepat meringkus pimpinan Ponpes Sirojul Ulum Kecamatan Ngoro itu.
Selain itu, Jasijo juga mendesak agar pelaku pencabulan terhadap santri tersebut dihukum seberat-beratnya dan meminta agar hak korban segera dipulihkan.
"Pemerintah kabupaten, Bupati dan DPRD, tidak boleh diam. Begitu juga asosiasi pesantren seperti Rabitathul Maahid Islamiyyah di Jombang," kata Aan Anshori, dari Jasijo, seperti dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Selasa (16/2/2021).
Alumni PPBU (Pondok Pesantren Bahrul Ulum) Tambakberas Jombang ini mengatakan kasus pencabulan yang dilakukan kiai tersebut menunjukkan betapa rapuhnya perempuan dan anak di lingkungan pendidikan, bahkan dengan label pesantren sekalipun.
Betapa tidak, sebelumnya peristiwa serupa terjadi di pesantren Shiddiqiyyah Ploso Jombang, yang hingga kini terkesan mandek penyelesaian hukumnya.
"Jasijo mendukung kepolisian membongkar kasus ini lebih dalam. Sangat mungkin terdapat korban lain dalam peristiwa ini. Penyelidikan dan penyidikan harus bersifat transparan dan akuntabel," kata Aan.
Aan juga berpandangan pesantren harus bersedia menerapkan standar pendidikan ramah anak. Tidak bisa tidak.
"Dua peristiwa ini merupakan tamparan keras bagi Jombang yang selalu membanggakan dirinya sebagai Kota Santri," kata Aan yang juga pernah nyatri di pesantren Kedungmaling, Mojokerto ini.
Baca Juga: Cangkul Lahan, Warga Jombang Justru Temukan Benda Kuno Ini
Sebelumnya, Polres Jombang menangkap pimpinan pesantren di Kecamatan Ngoro berinisial S (50). Dari hasil pemeriksaan, ada enam santri yang dicabuli oleh S. Dari jumlah itu, satu diantaranya disetubuhi sebanyak tiga kali.
Saat ini S dijebloskan ke penjara Polres Jombang. Polisi terus melakukan pendalaman, karena kuat dugaan jumlah santri yang menjadi korban tembus 15 orang.
Berita Terkait
-
Cangkul Lahan, Warga Jombang Justru Temukan Benda Kuno Ini
-
Kiai Ponpes di Jombang Cabuli 6 Santrinya Setelah Salat Isya dan Tahajud
-
Terungkap! Kiai Jombang Cabuli 6 Santriwati di Pesantren
-
Ini Tampang Kiai Cabul Perkosa Santriwati Habis Sholat di Pesantren
-
Perjuangan Warga Terjang Banjir Demi Makamkan Jenazah Bikin Publik Terharu
Terpopuler
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga dengan Sensasi Alphard: Mulai Rp50 Juta, Bikin Naik Kelas
- Pemain 1,91 Meter Gagal Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Kini Bela Tim di Bawah Ranking FIFA Garuda
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 8 Juli: Raih Skin Senjata, Diamond, dan Katana
- 31 Kode Redeem FF Terbaru 8 Juli: Raih Animasi Keren, Skin SG, dan Diamond
Pilihan
-
Fenomena Magis Pacu Jalur, Tradisi Kuansing Riau Kini Viral lewat Aura Farming
-
Tarif Trump 32 Persen Buat Menteri Ekonomi Prabowo Kebakaran Jenggot
-
Berapa Gaji Yunus Nusi? Komisaris Angkasa Pura Rangkap Sekjen PSSI dan Wasekjen KONI
-
Gaji Tembus Rp 150 Juta Per Bulan, Cerita Pemain Liga 1 Pilih Main Tarkam di Luar Klub
-
Erick Thohir Angkat Sekjen PSSI Yunus Nusi Jadi Komisaris Angkasa Pura
Terkini
-
Khofifah Hadiri Pemeriksaan KPK di Polda Jatim, Tegaskan Bukan Sebagai Tersangka
-
Bukan Cuma Bikin Tembok Bergetar, Sound Horeg Picu Konflik Sosial, Pemprov Jatim Turun Tangan!
-
Transaksi Misi Dagang NTB Tertinggi Raih Rp 1,068 Triliun: Gubernur Khofifah Optimis Peluang Usaha
-
Bantuan Sosial BSU 2025 Disalurkan BRI dalam 3 Tahap, Efisien dan Tepat Sasaran
-
Alasan KPK Periksa Gubernur Khofifah di Polda Jatim, Bukan di Gedung KPK