Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 18 Februari 2021 | 13:11 WIB
Ilustrasi kekerasan anak. (shutterstock)

SuaraJatim.id - Kemarin sempat gaduh video di media sosial seorang bapak aniaya anak tirinya di Surabaya. Kasus ini kini ditangani kepolisian setempat. Peristiwa ini terjadi di Kelurahan Ploso Bogen.

Bocah yang dianiaya ayah tirinya itu berinisial N (5). Sementara pelaku bernama Nanang Iskandar (26). Menurut tetangga, Marsilan, pelaku ini sering uring-uringan akhir-akhir ini.

Semasa pandemi ini Nang Iskandar menganggur. Dia tidak memiliki pekerjaan lagi. Di sisi lain, Ia harus menghidupi dua anak dan istrinya DW (28), yang ternyata juga menjadi korban KDRT.

"Benar, terdengar memang sering marah-marah. Enggak tau marahin anaknya atau istrinya," ujar Marsilan, Kamis (18/2/2021)

Baca Juga: Geger Puting Beliung, Polisi dan Camat Kenjeran Cek Lapangan, Ini Hasilnya

Kondisi sebagai penganggur itu diduga menjadi penyebab Nanang stres dan sering marah. Puncaknya, pada Minggu (14/2/2021) malam, Nanang menganiaya anak tirinya tersebut di dalam kamar dan direkam menggunakan kamera HP oleh DW.

Setelah itu, videonya diunggah ke Instagram dan Facebook lantas menjadi viral. Karena video itu, akhirnya DW melaporkannya ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya.

Karena kasus itu pula DW kemudian ditinggal kabur oleh Nanang. Polisi juga terus menyelidiki kasus ini dan memburu pelaku Nanang Iskandar.

Selain itu, Nanang dan DW ternyata hanya terikat kawin siri seperti keterangan yang diberikan oleh Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya, Iptu Fauzy Pratama.

"Saat ini masih dalam pengejaran. Ibu korban dan pelaku ini nikah siri, dan sudah hidup bersama selama satu tahun," ujar Fauzy.

Baca Juga: Olla Ramlan Sedih dengan Rumah Tangga Nindy Ayunda

Tak hanya itu, ternyata DW juga mengaku sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya perihal gangguan jiwa.

"Ya dua kali masuk rumah sakit jiwa saat masih muda dan belum menikah," tutur DW.

Wanita ini mengungkapkan, pertama saat usianya berumur 16 tahun gegara stres karena sering mendapatkan tekanan nilai bagus dari almarhum neneknya. Karena tekanan itu membuat DW berupaya bunuh diri.

Kedua, DW dianggap gila oleh almarhum neneknya karena semua perbuatan yang diambilnya dianggap nyeleneh. Tapi tidak lama karena dipaksa keluar dari RSJ dan memilih rawat jalan.

"Hingga kini masih rutin didampingi dokter psikiater," kata DW.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, anak kandungnya dianiaya oleh suami sirinya. Saat pemukulan terjadi, DW merekamnya menggunakan HP. Setelah itu, diunggah ke media sosial dan menjadi viral.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More