SuaraJatim.id - Belum sepekan dua kasus terorisme mengguncang negeri ini. Akhir pekan kemarin publik terhenyak ketika sebuah bom bunuh diri diledakkan di Gereja Katedral Kota Makassar Sulawesi Selatan, Minggu 28 Maret 2021.
Pelakunya teridentifikasi sebagai Lukman Alfariz bersama istrinya YSF. Bom bunuh diri melibatkan keluarga ini mirip rentetan peristiwa di Kota Surabaya empat tahun silam. Sasarannya gereja dan markas kepolisian di Surabaya.
Belum reda kasus tersebut, teror kembali terjadi. Kali ini langsung menusuk jantung kepolisian, yakni Mabes Polri di Jakarta. Pelakunya seorang perempuan bernama Zakiah Aini. Ia akhirnya terkapar setelah beberapa kali suara bedil menyalak, lalu Zakiah tewas tertembak.
Ada kemiripan dari dua pelaku teror di Makassar dan Mabes Polri di Jakarta ini. Keduanya sama-sama menulis surat wasiat buat keluarga, terutama ibunya. Surat wasian pelaku teror ini kemudian juga sama-sama viral di media sosial. Hal seperti ini belum pernah terjadi pada kasus-kasus terorisme selama dua dasawarsa terakhir.
Baca Juga: Din Syamsuddin: Kalau BIN Dapat Info Pelaku Teror Harusnya Ada Pencegahan
Lalu apakah teroris menulis surat wasiat ini sebuah fenomena baru? Theconversation.com pernah mengulas tentang fenomena kasus terorisme di Indonesia yang salah satu jalur kekerasannya lewat keluarga.
Jaringan keluarga ini, mengutip dari teori psikologi Fathali Moghaddam dari Georgetown Universityseperti, menjadi salah satu jalur ekstemisme atau kekerasan para teroris. Contohnya pelaku utama Bom Bali 12 Oktober 2002, Mukhlas. Ia melibatkan adik-adiknya (Ali Imron dan Amrozi).
Kemudian teroris Farihin, saat masih menjadi anggota Jemaah Islamiyah (JI) jadi penggerak kekerasan di Poso pada akhir 1990-an. Farihin terlibat dalam jaringan teroris juga mengikuti jejak keluarga besarnya.
Bapak dan kakek Farihin pernah terlibat dalam serangkaian 'jihad' kekerasaan di era Presiden Soekarno. Bapaknya, Ahmad Kandai adalah anggota Darul Islam yang terlibat dalam upaya pembunuhan Soekarno di Cikini pada 1957.
Adik Farihin, Abdul Jabar dan Salahuddin terlibat serangkaian aksi teror pada awal 2000-an. Abdul Jabar terbukti terlibat dalam bom di Kedutaan Besar Filipina di Jakarta pada 2000. Setahun kemudian Salahuddin terlibat ledakan bom di Atrimum Pasar Senin pada 2001.
Baca Juga: Polda Kaltim Tingkatkan Pengamanan, PGI Koordinasi Jelang Hari Raya Paskah
Ternyata, pada era dimana terorisme masih dikontrol oleh beberapa anggota Jemaah Islamiyah, pelaku bom bunuh diri sudah memiliki kebiasaan meninggalkan surat wasiat. Hanya saja, waktu itu bom bunuh diri hanya dilakukan oleh laki-laki atau para suami saja.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Din Syamsuddin: Kalau BIN Dapat Info Pelaku Teror Harusnya Ada Pencegahan
-
Polda Kaltim Tingkatkan Pengamanan, PGI Koordinasi Jelang Hari Raya Paskah
-
Polda Jatim Dijaga Ketat Pasca Serangan Teroris di Mabes Polri
-
Mabes Polri Diserang, Jokowi Minta Masyarakat Tenang dan Waspada
-
Perang Lawan Teroris, Jokowi ke Polri, TNI dan BIN: Waspada!
Tag
Terpopuler
- Duet Elkan Baggott dan Jay Idzes, Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- Penampilan Syahrini di Cannes Mengejutkan, Dianggap Berbeda dengan yang di Instagram
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- Ditegur Dudung Abdurachman, Hercules Akhirnya Minta Maaf ke Gatot Nurmatyo dan Yayat Sudrajat
Pilihan
-
APBN Berbalik Arah Usai Berdarah-darah Selama 3 Bulan, Kini Surplus Rp 4,3 Triliun
-
5 HP POCO Murah Terbaik 2025: Spek Dewa, Kualitas Kamera Jangan Tanya
-
Harga Emas Antam Suram Hari Ini, Turun Menjadi Rp 1.871.000/Gram
-
Banyak Tak Ikut Demo, Pengemudi Ojol: Bukannya Nggak Solider, Istri Anak Mau Makan Apa
-
Ada Demo Besar Ojol, Gojek Pastikan Aplikasi Beroperasi Normal
Terkini
-
Semangat Kebangkitan Nasional: 7 Kontribusi BRI dalam Memperkuat Ekonomi RI
-
Rp799 Ribu Saldo DANA Kaget Dibagikan! Ini Cara Kamu Kebagian
-
Trenggalek Dilanda Banjir, Gempa, dan Longsor: 6 Orang Hilang
-
Apes! Niat Open BO, Wanita Asal Surabaya Malah Dianiaya dan Dirampok di Hutan Mojokerto
-
DPRD Jatim Setujui LKPJ 2024, Gubernur Khofifah: Semua Rekomendasi Jadi Acuan Perbaikan Pembangunan