SuaraJatim.id - Roby Hartoyo alias Aby Omar, terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Tuban, sempat menyebarkan pesan cara-cara merakit bom.
Pesan tersebut disebarkannya melalui aplikasi perpesanan WhatsApp. Roby Hartoyo yang tinggal di Desa/Kecamatan Rengel ditangkap Densus 88 di rumah salon Dewi di Desa Punggulrejo Kecamatan Rengel saat mengantarkan anaknya les privat baca.
Kepala Desa Rengel Muhammad Moktar mengatakan, jika Roby pernah menjadi santri pondok pesantren. Selain itu, dia juga pernah menikah, namun istrinya diceraikan dan menikah lagi dengan istrinya saat ini, YN.
"Memang katanya itu kan ngirim pesan di group WA, caranya merakit bom, lah saya juga tidak tahu. Isinya apa itu, yang saya dengar seperti itu," katanya saat ditemui Suaraindonesia.co.id-jaringan Suara.com pada Jumat, (02/04/2021).
Baca Juga: Terduga Teroris di Tuban Pernah Bikin Ulah Coret-coret Goa Tempat Wisata
Dari pantauan Suaraindonesia.co.id, terduga teroris mengirim pesan berupa dokumen pdf di Group Whatshapp Mutiara Dabiq Akhir Zaman, yakni berisikan kursus pembuatan dan peledakan bom.
Sementara itu, Kapolres Tuban AKBP Ruruh Wicaksono saat dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan terduga teroris oleh tim Densus 88 Mabel Polri.
"Ya saya hanya berpesan kepada masyarakat tetap tenang tidak usah panik," katanya.
Sebelumnya, terduga teroris Robi Hartoyo (41) pernah mencoret-coret Goa Ngerong yang merupakan tempat wisata di wilayah Tuban. Hal tersebut disampaikan Kepala Desa Rengel, Mohammad Moktar. Dia mengatakan, Roby sempat bercerita kepada dirinya, terkait pendapatnya yang menolak kebiasaan masyarakat sekitar berkunjung ke punden di Goa Ngerong.
"Dia pernah bilang kepada saya. Gini bilangnya, 'Pakdhe, Ngerong itu tidak boleh untuk minta-minta kayak gitu'," katanya seperti dilansir Suaraindonesia.co.id-jaringan Suara.com pada Jumat, (03/04/2021).
Baca Juga: Sehari-hari Terduga Teroris Surabaya Jualan Sembako, Orangnya Ramah
Lebih lanjut, Moktar menuturkan, lantaran penolakan itu membuat Roby mencoret-coret tempat yang biasanya dikunjungi masyarakat setiap harinya.
"Saya inget dulu dia coret-coret dengan tulisan, tidak boleh dikunjungi lagi dengan warna merah. Waktu itu saya belum menjadi kepala desa, sekitar tahun 2005 lalu," katanya.
Dia juga menuturkan, dari penolakan itu lah Roby mencoret-coret tempat yang biasanya di kunjungi masyarakat setiap harinya.
"Saya inget dulu dia (Roby) coret-coret dengan tulisan, tidak boleh dikunjungi lagi dengan warna merah. Waktu itu saya belum menjadi kepala desa, sekitar tahun 2005 lalu," pungkasnya.
Moktar sendiri juga masih terhitung saudara dengan Roby, bahkan keponakannya itu sering main ke rumahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Saldo DANA Gratis Langsung Cair, Klaim Link DANA Kaget Hari Ini
-
Bagi-bagi 3 Link Saldo DANA Kaget Hari Ini, Buruan Klaim! Berpeluang dapat Rp149 Ribu
-
Jadi Sumber Ekonomi, Sampah Bisa Dilacak dan Menghasilkan Uang
-
Akhir Musim, Persebaya Bakal Dikawal Ratusan Bonek "Terbang" ke Australia
-
Khofifah Turun Tangan Langsung! Pencarian Korban Longsor Trenggalek Dipercepat dengan Anjing Pelacak