Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 07 April 2021 | 14:49 WIB
Video Pengakuan Laskar FPI disuruh beli bahan peledak Habib [tangkapan layar Instagram @brikade.nu]

SuaraJatim.id - Sebuah video pengakuan anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) menghebohkan jagat media sosial baru-baru ini. Ia mengaku disuruh membeli oleh seorang habib untuk membeli bahan peledak.

Laskas FPI yang juga terduga teroris bernama Andriawan alias Maliq mengaku membeli bahan peledak menggunakan uang infaq. Salah satu akun jejaring media sosial yang mengunggah ialah pengguna Instagram dengan nama akun @BrigadeNU.

Sebelumnya, seorang anggota FPI di Condet sempat menggegerkan publik lantaran dibekuk Tim Densus 88 Antiteror karena diduga sebagai teroris.

Terduga teroris ini menjelaskan secara singkat terkait pernyataan mencengangkan dari anggota FPI yang diduga terpapar paham terorisme.

Baca Juga: Diduga Ikut Aksi Teroris di Jakarta, Arief Rahman Hakim dkk Dicari Densus

"Tersangka teroris ini mengakui bahwa FI menggunakan uang hasil infaq dan sodaqoh jamaahnya untuk membeli bahan-bahan pembuatan BOM, dan remot untuk pemicu ledakan. Satu persatu bukti FI sarang teroris dan menggunakan agama hanya untuk alat meraup simpatisan dan mengumpulkan dana untuk membuat kacau negara," tulisnya, dikutip Hops.id, jejaring media suara.com, Rabu (07/04/2021).

Dalam video berdurasi singkat tersebut, awalnya Andriawan mengaku kalau dia sebagai simpatisan dari FPI dan Habib Rizieq Shihab. Dia sendiri tergabung dalam sebuah grup bernama Yasin Warotip pasca kejadian penembakan enam laskar FPI dan penangkapan Habib Rizieq.

"Saya atas nama Andriawan alias Maliq, saya sebagai simpatisan FPI atau HRS. Saya tergabung dalam grup Yasin Warotip pasca penembakan 6 laskar dan penangankapan HRS, FPI pada bulan Januari 2021," ujarnya.

Dalam video tersebut, pria yang memiliki nama samaran Maliq ini juga mengakui kalau dia mengetahui sejumlah aksi teror yang sudah direncanakan teduga teroris yang ditangkap di Condet, yakni Habib Husein Al Hasny.

"Saya mengetahui Habib Husein dan tim sudah membeli air keras yang digunakan pada saat ada demontrasi. Saya diperintahkan oleh Agus dan Habib Husein membeli 15 liter aseton atau tiga jerigen untuk bahan pembuatan bom. Saya disuruh Zulmi Agus untuk membeli remote sebagai pemicu bahan peledak," ungkapnya.

Baca Juga: Tinggal di Pasar Minggu hingga Jagakarsa, 3 Warga Ini Lagi Diburu Densus

Bahkan dia juga mengungkapkan sempat mendapat pelatihan tentang tata cara membuat bom di rumah Habib Husein.

"Saya pernah diajarkan tata cara membuat bom oleh Zulmi Agus di rumah Habib Husein," katanya.

Selain dibekali pengetahuan untuk merakit bom, dia juga menjelaskan sempat diajarkan ilmu kebal di rumah seseroang bernama Haji Popon.

"Saya ikut ke rumah Haji Popon untuk mengisi ilmu kebal agar tidak sakit untuk persiapan demontrasi," katanya.

Lebih lanjut Andriawan menuturkan, dirinya pernah dijadikan sebagai bendahara untuk mengumpulkan uang infaq dan sedekah dari majelis Yasin Warotip.

Kemudian dia menggunakan uang infaq tersebut untuk membeli salah satu bahan peledak yakni aseton atas perintah Habib Husein dan Zulmi Agus.

"Saya dijadikan bendahara untuk mengumpulkan infaq dan shodaqoh dari majelis Yasin Warotip dan uang infaq itu saya gunakan untuk membeli aseton atas perintah Habib Husein dan Zulmi Agus. Demikian pernyataan saya, yang dibuat dalam keadaan sadar dan tidak ada paksaan dari manapun. Assalamualaikum," ujarnya.

Load More