Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 07 Mei 2021 | 14:47 WIB
Gus Zuem salah satu pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang [Foto: Timesindonesia]

SuaraJatim.id - Tidak semua orang menghujat orasi Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah di gereja. Ada juga yang sepakat, bahkan sepakat dengan dakwah di gereja.

Salah satunya Kiai Zaimuddin Wiyaja As'ad, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Kecamatan Peterongan, Jombang. Ia bahkan setuju Gus Miftah menghadiri orasi kebangsaan di GBI Amanat Agung Penjaringan, Jakarta.

Kiai yang akrab disapa Gus Zuem itu menjelaskan, dengan cara dakwah langsung ke gereja itu sang dai bisa memberikan pencerahan tentang nilai dan ajaran Islam secara arif pada orang-orang yang masih 'antipati' pada Islam.

"Dakwah dengan model seperti itu juga sesuai anjuran Allah SWT untuk mengajak siapa pun ke jalan Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik. Serta bisa memberi peluang untuk berdiskusi dengan santun," katanya, dikutip dari TIMESIndonesia, jejaring media suara.com, Jumat (7/5/2021).

Namun, pihaknya juga mengimbau jika dakwah dengan model seperti itu, tidak bisa diterima oleh semua kalangan. Maka harus melihat situasi dan kondisi dari masyarakat sekitar.

Baca Juga: Hukum Masuk Gereja Bagi Muslim Menurut Ulama dan Kitab Mausuah Fiqh

"Tergantung dari tingkat moderasi masyarakatnya," katanya menegaskan.

Mengenai, orang yang mengkafirkan Gus Miftah, Gus Zuem menjelaskan bahwa ada perbedaan pendapat dari para ulama salaf tentang hukum seorang muslim masuk Gereja.

"Para ulama salaf berbeda pendapat tentang hukum seorang muslim masuk gereja. Ada yang boleh bila ada kepentingan yang mendesak dan yang paling keras adalah haram. Saya belum dengar ada hukum yang mengkafirkan," katanya.

Sebelumnya, setelah menyampaikan orasi kebangsaan di acara peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu. Di media sosialnya Gus Miftah dibanjiri tudingan kafir dan sesat oleh netizen.

Ia pun kemarin memberikan klarifikasinya melalui Instagram pribadinya. Ia menjelaskan, acara yang diberikan kepadanya adalah berjudul orasi kebangsaan, dalam rangka peresmian GBI, bukan dalam rangka peribadatan.

Baca Juga: Setelah Orasi di Gereja, Syahadatnya Gus Miftah Juga Dibilang Batal..

"Dicatat. Gara-gara itu kemudian saya dihujat banyak netizen dengan mengatakan, Miftah sesat, Miftah kafir, syahadatnya batal, dan sebagainya. Gus Miftah marah? Enggak. Saya bersyukur Alhamdulillah," katanya.

Gus Miftah juga menjelaskan alasannya hadir di acara peresmian tersebut.

"Saya kemudian hanya mikir begini, orang seperti saya yang kebetulan dikasih oleh Allah menjadi orang yang mampu membimbing sekian ratus orang untuk bersyahadat menjadi seorang mualaf hanya karena video tersebut saya dikatakan kafir. Luar biasa. Itu dakwah zaman sekarang. Kalau dakwah zaman dulu tugasnya mengislamkan orang kafir, dakwah hari ini mengkafir-kafirkan orang Islam," ujar Gus Miftah.

Load More