Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 29 Juni 2021 | 11:19 WIB
Kaseran penjual tempeh keliling di Lamongan Jawa Timur [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Pagebluk Covid-19 belum juga usai. Namun di tengah pandemi itu, tidak semua orang lantas menyerah pada hidup. Lihat saja Pak Kaseran (68), warga Desa Sugirejo Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan ini.

Di tengah pagebluk virus corona yang mengerikan itu, Ia masih keliling menjual tempeh dagangannya. Meskipun, usia Kaseran tak lagi muda. Namun Ia memiliki prinsip pantang mengemis meskipun kondisinya susah sekali.

Hal itulah yang menjadikan dirinya selalu terlihat kekar walaupun kondisi tubuhnya tak lagi segar bugar. Ia lebih memilih menjalani hidup dengan bekerja daripada meminta-minta.

"Hanya ini yang bisa saya perbuat, barang dagangan habis dalam sehari saja sudah senang saya," katanya ketika bicara soal wabah Covid sekarang ini, Senin (28/06/2021).

Baca Juga: Tak Patah Arang! Mahasiswa di Tegal Ujian Skripsi Sambil Isolasi karena Terpapar Covid-19

Ditanya mengenai keluarganya, Kaseran nampak enggan menjelaskan kondisi yang dialaminya. Ia hanya diam, lalu berharap keadaan bisa cepat membaik, pandemi hilang, dan barang dagangannya laris manis.

Dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Kaseran merupakan penjual tampah yang terbuat dari anyaman belahan batang bambu dan sapu lidi.

Setiap harinya, pria lansia ini harus mengayuh sepeda ontelnya sejauh 9 kilometer demi menjajakan barang dagangannya dengan berkeliling di seputar wilayah Lamongan kota.

Di tengah kondisi wabah Covid-19 yang memprihatinkan hingga membuat perekonomian lesu, Pak Kaseran tetap berunjuk gigi secara konvensional. Berkat jerih payah dan kemandiriannya itulah ia tak harus bergantung dengan anak-anaknya.

"Barang ini saya jual Rp 12 ribu, ngambil dari pengerajin, saya cuma jual mas," ujar Pak Kaseran kepada wartawan, Senin (28/6/2021).

Baca Juga: Buaya di Sungai Lamongan 3 Sampai 4 Ekor, BKSDA Minta Warga Waspada

Pak Kaseran mengaku, berjualan tampah dan sapu lidi adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan penghasilan demi bertahan hidup. Pak Kaseran menyadari bahwa dirinya sudah tak lagi muda, tenaganya tak lagi sama seperti saat muda dulu.

Load More