SuaraJatim.id - Masyarakat Suku Osing di Banyuwangi, Jawa Timur, mempunyai tradisi unik dalam mencari jodoh. Istilahnya Geredoan, yakni tradisi masyarakat mencari jodoh terutama di wilayah Kecamatan Kabat dan Kecamatan Rogojampi.
"Gredo" sendiri artinya menggoda. Tradisi ini berlaku buat mereka yang gadis, perjaka, duda atau janda. Tradisi ini biasanya diadakan bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini dilaksanakan di kantong-kantong Suku Osing.
Geredoan pada awal mulanya digelar di kantung-kantung pemukiman Suku Osing di Banyuwangi, seperti di Kecamatan Giri (Desa Boyolangu dan Penataban), Kecamatan Glagah (Desa Banjarsari, Glagah, Bakungan, Keniten, dan Mojopanggung) dan Singojuruh. Tapi belakangan diketahui hanya dilakukan setahun sekali di Desa Kabat, Dadapam, dan Rogojampi.
Di beberapa tempat dilakukan secara teratur, bahkan ada panitia penyelenggaranya. Setiap keluarga diminta menyiapkan tepung, beras, gula, dan bahan lain untuk membuat kue dan tumpeng. Bahan tersebut kemudian diletakkan di rumah gedek (berdinding bambu) dekat masjid. Sambil memasak, para pemudi di dalam bilik itu mengikuti sholawat dan ceramah agama.
Baca Juga: Cium dan Pesan Terakhir Korban KMP Yunicee kepada Ibunya
Sementara itu para lancing (jejaka) membuat peralatan dan hiasan upacara di luar rumah. Sembari bekerja, mereka mengintip kesibukan para gadis lewat lubang gedek. Jika menaksir, lanjut dengan acara ngobrol. Tapi mereka tidak bicara langsung melainkan dibatasi dengan sekat dinding dari bambu itu. Makin malam dilanjutkan dengan komunikasi lebih serius, yaitu meminta kesediaan perempuan menerima cintanya.
Apa tandanya? Si jejaka memasukkan batang lidi janur lewat lubang gedek. Jika si pemudi mematahkan ujung lidi, maka pertanda cintanya ditolak. Sebaliknya bila dibentuk bulatan kecil mirip daun waru berarti cintanya diterima. Kalau sudah begini, kemudian dilanjutkan dengan berbalas pantun.
Keesokan harinya, tumpeng dan kue basah seperti nagasari, onde-onde, pisang goreng, lemper, bikang, dan sate telur puyuh ditaruh dalam wadah persegi dari bambu. Di bagian tengahnya ditaruh batang pisang untuk menancapkan telur bertusuk 99. Kemudian, dibawa ke masjid untuk dinikmati bersama-sama, sambil bershalawat.
Tradisi Gredoan di Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, Banyuwangi sampai saat ini masih terus terjaga dan berlangsung sangat meriah. Ratusan warga baik dari Desa Macan Putih ataupun dari desa lain beramai-ramai mengunjungi desa ini.
Bahkan, ada beberapa atraksi yang ditampilkan serta pawai keliling desa yang menampilkan beberapa hiburan seperti atraksi tarian tongkat api, music daerah, hingga karnaval boneka yang dibuat oleh masyarakat Desa Macan Putih.
Baca Juga: Protes Proyek Reklamasi Pantai Watu Dodol Banyuwangi Terus Berlanjut
Sedangkan di Desa Gitik, Kecamatan Kabat, acara Geredoan diadakan secara ala kadarnya. Tidak selalu bulan Rabiulawal. Di rumah-rumah yang digelar tradisi ini, pintunya dibuka lebar. Namun untuk ke pelaminan tidaklah mudah, karena bisa saja orang tua tak setuju.
Berita Terkait
-
Film Horor 'Pembantaian Dukun Santet' Diangkat dari Thread Viral, Ini Ceritanya!
-
Nyepi Tanpa Ogoh-Ogoh? Ini Tradisi Unik yang Wajib Diketahui
-
Lebaran di Pangandaran, 5 Tradisi Unik yang Bikin Kangen Kampung Halaman
-
3 Tradisi Unik Orang-Orang Madura saat Menyambut Hari Raya Lebaran
-
Grebeg Syawal Hingga Ziarah, Mengungkap 5 Tradisi Lebaran Istimewa di Cirebon
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Puluhan Mantan Karyawan yang Ijazahnya Ditahan Resmi Lapor Polisi
-
Layanan Wealth Management BRI Diakui Dunia, Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Kronologi Kebakaran Rumah di Tegalsari Surabaya, 2 Orang Meninggal Dunia
-
Khofifah Bahas Kerja Sama Pendidikan hingga Energi Terbarukan dengan Delegasi Tomsk Rusia
-
Harga Gabah Kering Jatuh, DPRD Jatim: Panen Raya Terancam Tak Dinikmati Petani