SuaraJatim.id - Ribut-ribut meme yang dibuat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI dengan menjuluki Presiden Jokowi sebagai King of Lips Service, ternyata memantik reaksi BEM kampus lain.
Misalnya BEM se-Jabodetabek dan BEM Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka tidak sepakat dan balik mengkritik BEM UI karena tidak mewakili mahasiswa seluruh Indonesia. Mereka menyayangkan meme tersebut.
Seperti dilontarkan oleh Koordinator BEM se-Jabodetabek Budi Rahmansyah. Budi menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh BEM UI tidak ada korelasinya dengan solusi atas krisis yang dirasakan oleh Indonesia.
"Tidak ada korelasinya mengolok-olok presiden dan perubahan keadaan krisis saat ini," ujar Budi, seperti dikutip dari Hops.id, jejaring media suara.com, Sabtu (03/07/2021).
Baca Juga: Kritik BEM UI, Mahasiswa NTT Juluki Jokowi "Bapak Pembangunan Indonesia"
"Apakah dengan BEM UI mengolok-olok Jokowi lantas Covid langsung hilang dan krisis langsung selesai?," demikian Budi mempertanyakan persoalan tersebut.
Dirinya menuturkan, yang mahasiswa rasakan saat ini adalah rasa duka akibat banyak keluarga mereka yang sakit bahkan meninggal gara-gara terkena serangan virus Corona.
Hal tersebut, menurut Budi, adalah persoalan riil Indonesia yang perlu dicari solusinya. Apa yang dilakukan BEM UI menurut Budi hanya mengambil kesempatan politis di saat krisis.
"Saat ini yang kami rasakan dan banyak dari keluarga mahasiswa yang berduka karena keluarga mereka banyak yang sakit bahkan meninggal karena Covid," tutur Budi.
"Lalu BEM UI tanpa pernah mengetahui perasaan kita mengambil kesempatan politis di saat yang sulit," kata Budi menegaskan.
Baca Juga: BEM se-Jabodetabek Sentil BEM UI soal Kritikan The King of Lip Service
Bapak pembangunan Indonesia sentris
Senada dengan Budi, BEM Universitas San Pedro, Kupang, Nusa Tenggara Timur pun tak sependapat denga BEM UI itu. Sebagai anak luar Pulau Jawa, kata dia, justru merasa senang dengan kepemimpinan Jokowi.
"Saya sangat senang dengan perkataan Presiden Joko Widodo yang mengatakan bahwa pembangunan hari ini tidak lagi Jawa sentris tapi sudah Indonesia sentris. Dan kami melihat Jokowi tidak hanya lips service, tapi membuktikan kata-katanya dengan pembangunan nyata," kata Wakil Presiden Mahasiswa Universitas San Pedro Kupang Frengki Harim Ronaldo Ottu itu.
Frengki mengatakan jika dilihat postingan BEM UI yang langsung mengarah kepada presiden maka rasanya tidak pas. "Sebagai agent of social control memang tugas wajib kita untuk mengawasi dan mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Tapi tentu bukan personalnya langsung apalagi beliau seorang presiden," papar Frengki.
Menurut Frengki, apabila kebijakan atau peraturan yang diberikan pemerintah memberatkan dan merugikan masyarakat, tentu BEM harus bersuara dan memberikan solusi agar pemerintah melakukan apa yang menjadi aspirasi dari masyarakat.
Namun sebaliknya, apabila program pembangunan yang dilakukan pemerintah bermanfaat namun tidak ada dukungan dari masyarakat, sebagai kelompok intelektual, mahasiswa harus objektif dan bersuara agar masyarakat memahami tujuan dari pembangunan tersebut.
Dikemukakan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang selama ini tertinggal dari daerah lainnya khususnya di Pulau Jawa, sangat merasakan pembangunan era Jokowi.
"Kami sebagai anak miskin di NTT sangat merasakan KIP di masa Jokowi. Kami sebagai masyarakat petani dimana NTT yang selama ini merasakan kekeringan dan disebut ‘sumber air sudah dekat’, pada masa pemerintahan Jokowi telah dibangun tujuh bendungan, dan semua akan rampung tahun 2024. Ini adalah pembuktian dari kata-kata Presiden Jokowi," papar Frengki.
Frengki meminta mahasiswa untuk objektif memberikan penilaian dan kritik atas pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Jokowi.
"Saya bukan pro atau kontra dengan Jokowi, tetapi saya bersama masyarakat dan Presiden Jokowi untuk mewujudkan Indonesia Maju. Kami meminta mahasiswa di Pulau Jawa bisa melihat pembangunan yang saat ini dilakukan Pemerintah Jokowi di luar Jawa. Bagi kami, Jokowi bukan The King Of Lip Service, tapi adalah Bapak Pembangunan Indonesia Sentris," ujarnya.
Berita Terkait
-
BEMP Sukses Buka Opening Crowd untuk Kembangkan Potensi Peserta
-
Dekat dengan Kakak Amel Carla, Ini Sosok Verrel Uziel Ketum BEM UI yang Berani Lawan Arus
-
BEM Games: Wadah Mengasah Kemampuan dan Sportivitas Mahasiswa FKIK UNJA
-
Ditantang KKN di Papua, Eks BEM UI Jawab dengan Fakta Menohok: Militer Jangan Denial
-
Pendapatan Fantastis Bobon Santoso dari YouTube, Bakal Sumbangkan Semua ke BEM UI Jika Terima Tantangan KKN ke Papua
Tag
Terpopuler
- Tanggapi Kisruh Andre Taulany Parodikan Gelar Raffi Ahmad, Feni Rose: Lagian Kantor yang Kasih di Ruko
- Berani Minta Maaf ke Lembaga Kerukunan Sulsel, Denny Sumargo Dapat Dukungan dari Sumatera sampai Papua
- Geng Baru Nikita Mirzani Usai Lepas dari Fitri Salhuteru Disorot: Circlenya Lebih Berkualitas
- Cucu Ulang Tahun, Kado dari Kris Dayanti untuk Azura Bikin Atta Halilintar Semringah: Masya Allah!
- Dihujat Gegara Sindir Raffi Ahmad, Pendidikan Andhika Pratama dan Andre Taulany Tak Jauh Beda
Pilihan
-
Setelah Dihitung, Wamenhub Bilang Harga Tiket Pesawat Bisa Turun di Libur Nataru
-
Luhut Yakin Prabowo Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%, Ini Strateginya
-
Teken Dealership Agreement Eksklusif, MAB Jadi Distributor Resmi Truk Yutong di Indonesia
-
Tol Balikpapan-Samarinda Sepi Peminat Meski Persingkat Waktu Menuju IKN, Apa Alasannya?
-
IKN Tak Berpenghuni? Akademisi Sindir Minta Jokowi yang Jadi "Penunggunya"
Terkini
-
Foto Terbaru Ivan Sugianto, Pakai Masker dengan Tangan Diborgol
-
Sopir Mengantuk, Pikap Remuk Tabrak Kendaraan Lain di Tol Jombang-Mojokerto
-
Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp764,8 Triliun, Jadi Langkah Nyata BRI Menuju Ekonomi Hijau
-
Buruan Narkoba Terpojok: Detik-detik Dramatis Penangkapan di Tuban
-
Nasib Siswa Disuruh Menggonggong di Surabaya: Trauma dan Diskors