SuaraJatim.id - Ketika negara lain sibuk memerangi Covid-19, Afghanistan dilanda perang saudara antara kelompok jihadis Taliban vs pasukan keamanan pemerintahan.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat sebanyak 2.400 warga sipil menjadi korban. Mereka tewas dan mengalami luka-luka serius akibat perang selama dua bulan terakhir Mei hingga Juni 2021.
Perang ini sendiri sudah pecah sejak 2019. Misi Bantuan PBB untuk Afghanistan (UNAMA) menyebutkan telah mendokumentasikan 5.183 korban sipil antara Januari-Juni 2021, yang 1.659 di antaranya adalah korban tewas.
Angka itu naik 47 persen dari periode yang sama tahun lalu 2020. Jumlah tersebut menegaskan situasi mengerikan bagi warga sipil Afghanistan.
Situasi mengerikan itu terjadi ketika pertempuran sengit berlangsung pada Mei hingga Juni setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan penarikan pasukan Amerika pada September. Pemulangan pasukan mengakhiri 20 tahun keberadaan militer asing di negara tersebut.
"Yang menjadi perhatian serius yakni peningkatan tajam jumlah warga sipil yang tewas dan terluka pada periode sejak 1 Mei, dengan korban sipil yang hampir sama banyaknya pada periode Mei-Juni seperti yang tercatat pada empat bulan sebelumnya," bunyi pernyataan UNAMA.
Bentrokan dahsyat di seluruh wilayah berlangsung dalam dua bulan terakhir saat kelompok Taliban meluncurkan ofensif besar-besaran, merebut distrik perdesaan, penyeberangan perbatasan dan ibu kota provinsi sekitar, sehingga memicu pasukan Afghanistan dan AS melakukan serangan udara untuk memukul mundur pemberontak.
Para perunding telah bertemu di Ibu Kota Doha, Qatar dalam beberapa pekan terakhir. Namun, para diplomat memperingatkan bahwa hanya ada sedikit kemajuan substantif yang dihasilkan sejak pembicaraan damai dimulai pada September.
"Saya meminta para pemimpin Taliban dan Afghanistan agar memperhatikan rentetan konflik yang sadis dan mengerikan serta imbasnya yang menghancurkan bagi warga sipil," kata Deborah Lyons, Perwakilan Khusus Sekjen PBB untuk Afghanistan.
Baca Juga: Kisah Dua Atlet Muda yang Bertarung di Olimpiade Tokyo 2020
"Jumlah warga sipil Afghanistan yang belum pernah terjadi sebelumnya akan tumbang dan lumpuh tahun ini jika kekerasan yang terus meningkat tak terbendung." ANTARA
Berita Terkait
-
Kisah Dua Atlet Muda yang Bertarung di Olimpiade Tokyo 2020
-
Warga Afghanistan Rayakan Idul Adha dalam Suasana Mencekam
-
Ayah Dibunuh dan Pernah Dikejar Taliban, Eks PSG Putri Kini Mapan
-
Video Detik-detik Istana Kepresidenan Afghanistan Dihujani Roket Saat Salat Idul Adha
-
Erdogan Minta Sokongan Dana Amerika Serikat untuk Jaga Bandara Kabul di Afghanistan
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
BRI Pastikan Layanan Siap dan Aman Hadapi Lonjakan Transaksi Nataru
-
Sopir Bus Terminal Patria Blitar Kabur Usai Tes Urine Mendadak BNN, Positif Sabu!
-
Ngaku Investor Tapi Tinggal di Kos-kosan, 3 WNA Pakistan Dideportasi Imigrasi Blitar
-
Truk Tangki Terguling di Tulungagung, Polisi Bongkar Dugaan Perusahaan Solar Fiktif di Jatim
-
XL Hadirkan XL Ultra 5G+ di Surabaya dengan Internet Super Cepat