Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 27 Juli 2021 | 10:08 WIB
Ilustrasi badai. (Shutterstock)

SuaraJatim.id - Ujian berat peserta Olimpiade Tokyo 2020 memang banyak. Mulai dari tertundanya gawe akbar olahraga empat tahunan itu akibat pandemi, kemudian ujian cuaca ekstream udara panas Tokyo.

Dan pagi ini, badai topan diperkirakan tiba di Jepang yang dikhawatirkan akan mengganggu setidaknya beberapa cabang olahraga. Tapi tuan rumah, Jepang seperti dilansir Japan Today mengatakan kalau cuaca yang datang ini hanyalah badai tropis tingkat menengah.

Bahkan para peselancar di pantai Tsurigasaki mengatakan Badai Tropis Nepartak ini sebenarnya dapat meningkatkan persaingan selama tidak mengenai pantai secara langsung.

"Terasa seperti kami sedang mencoba untuk mempersiapkan segalanya," kata pemain rugby tujuh Selandia Baru, Andrew Knewstubb. Namun badai akan terasa berbeda bagi pemain dari negara lain yang belum terbiasa dengan kondisi tersebut.

Baca Juga: 10 Potret Diananda Choirunisa, Istri TNI yang Jadi Atlet di Olimpiade Tokyo 2020

Di cabang olahraga panahan, dayung dan berlayar akan terdampak badai ini. Namun panitia telah menyesuaikan jadwal mereka. Juru bicara Olimpiade Tokyo, Masa Takaya, mengatakan tidak ada perubahan lain yang diharapkan.

"Ini adalah badai tropis dengan tingkat tiga dari lima. Jadi Anda tidak perlu terlalu khawatir tentang itu, tetapi ini adalah topan dalam interpretasi Jepang," ujar Takaya.

"Ini adalah kategori terlemah, tapi ini masih topan jadi kita tidak boleh terlalu optimis dengan dampak jalannya," katanya menegaskan.

Di pantai sekitar 100 kilometer sebelah timur Tokyo, para pesaing menginginkan perubahan cuaca selama hujan dan angin tidak membuat pendaratan total. Kompetisi selancar ditunda Senin karena air surut.

Tetapi jika badai menghantam seperti yang diperkirakan, itu bisa menghasilkan gelombang dua kali lebih tinggi dari yang diharapkan. "Sebagai pemilik rumah, saya berkata, Oh tidak, menjauhlah!," kata Kurt Korte, peramal selancar Olimpiade.

Baca Juga: Ini Bentuk Apresiasi Menpora terhadap Perjuangan Atlet Indonesia Olimpiade Tokyo 2020

"Tapi sebagai peselancar, 'OK, Anda bisa terbentuk jika Anda tetap di luar sana,' Semua orang bisa setuju badai di kejauhan adalah yang terbaik," kata dia.

Badan Meteorologi Jepang mengatakan, Nepartak menuju barat laut di atas Samudra Pasifik timur Jepang pada Senin dengan pendaratan diperkirakan Selasa sore.

Badai dapat membawa angin kencang, curah hujan hingga 5,9 inci (150 milimeter) dan gelombang tinggi saat melintasi wilayah timur laut Jepang.

Sebelumnya, penyelenggara membuat perubahan besar pertama pada jadwal panahan Olimpiade karena cuaca. Pernah ada penundaan satu jam pada Olimpiade Beijing tahun 2008. Di sini, sesi Selasa sore telah ditunda hingga Rabu dan Kamis.

"Kami telah mendengar bahwa badai bisa berupa apa saja mulai dari hujan atau angin 80-mph," kata pemanah Amerika, Jack Williams.

Brady Ellison, rekan satu timnya menambahkan, "Kecuali ada petir, di sini, kami akan menembaknya. Kami akan berurusan dengan apa pun yang akan terjadi. Hujan mulai menyedot secara umum," katanya.

Bola voli pantai bermain dalam segala hal kecuali kilat. Final putri di Olimpiade Beijing dan final putra di Olimpiade Rio juga pernah diadakan di bawah hujan deras.

Di Ariake Tennis Park, lapangan tengah memiliki atap yang dapat dibuka yang dapat ditutup untuk cuaca buruk, justru permainan di lapangan luar harus ditangguhkan.

"Mereka dapat bergerak setiap pertandingan, saya pikir, jika benar-benar akan ada topan dengan hujan," kata Daniil Medvedev, pemain No. 2 di dunia. "Kita tidak pernah tahu. Saya kira mereka mungkin akan mencoba memindahkan enam pertandingan, tetapi itu tergantung berapa lama pertandingan akan berlangsung," ujarnya lagi.

Segala jenis hujan, topan, badai tropis, atau bahkan percikan ringan, akan menjadi ayunan liar dari tiga hari pertama Olimpiade Tokyo 2020.

Load More