SuaraJatim.id - Komunitas Yahudi di Indonesia sudah ada sejak lama, jauh sebelum republik ini merdeka. Di Surabaya misalnya, sangat gampang mencari jejak-jejak komunitas orang-orang zionis ini.
Bukti faktualnya adalah logo bintang daud atau dalam bahasa lain disebut perisai daud--lambang yang sudah sangat lumrah digunakan sebagai tanda jati diri Yahudi--banyak ditemukan di batu nisan Makam Kembang Kuning.
Dalam buku berjudul: Di Bawah Kuasa Antisemitisme yang ditulis Romi Zarman, dijelaskan setidaknya keberadaan orang-orang Yahudi asal Jerman dan Belanda sudah menyebar di beberapa daerah di daratan Nusantara sejak abad ke-19.
Pada Tahun 1861 misalnya, sedikitnya ada 40 keluarga Yahudi tinggal di Batavia. Namun jumlah pasti orang-orang Yahudi di seluruh wilayah Hindia Belanda yang sekarang Indonesia ini belum diketahui.
Baca Juga: Pecatan Polisi Ini Dibekuk Sebab Terlibat Curanmor di Surabaya
Di Surabaya, keluarga yang pertama diketahui bermukim di sana tercatat pada Tahun 1871. Ada tiga keluarga keturunan Persia tinggal di Kota Buaya itu. Sementara Yahudi Eropa menyebar di wilayah-wilayah lain di Jawa Timur, dimana komunitas mereka disebut Israelietisch.
Di antara keluarga Yahudi yang namanya banyak disebut di Surabaya adalah Charles Mussry. Keluarga Yahudi ini menetap lama dan konon telah beranak pinak membaur dengan warga lokal sampai sekarang.
Keluarga Yahudi di Surabaya ini bahkan juga sampai membangun tempat ibadah mereka sendiri, Sinagoge. Bukti ini sempat ada di Jalan Kayoon Nomor 4-6 Kota Surabaya, sebelum akhirnya dirubuhkan.
Sinagoge Surabaya atau Beit Hashem ini dibangun pada 1948. Selama berpuluh tahun, sinagoge bergaya arsitekur Belanda ini merupakan sinagoge satu-satunya di Indonesia yang pernah ada. Namun pada 2013, bangunan ini dirobohkan dan pihak swasta mendirikan hotel 17 lantai di atasnya.
Israel Cohen, seorang Zionis Inggris yang beberapa lama singgah di Jawa pada 1921 menyebut kalau jumlah Yahudi di beberapa kota di Jawa berjumlah 2000 orang. Namun data ini bersifat spekulatif menurut Romi Zarman.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Belum Jelas, Aji Santoso Bingung Tentukan Taktik Persebaya
Data paling bisa diterima akal barangkali bisa dilihat dari jumlah langganan buletin Erets Israel di Hindia Belanda yakni berjumlah 600 jiwa. Baru pada 1930 pemerintah Hindia Belanda melakukan sensus data orang Yahudi berjumlah 1095 jiwa yang tersebar di beberapa wailayah atau kota besar.
Berita Terkait
-
Sepakat Bebaskan Ronald Tannur, Hakim PN Surabaya Pakai Istilah Satu Pintu
-
Harga Tiket Pesawat Surabaya-Jakarta Capai Rp7 Juta di Hari Pertama Masuk Kerja
-
Harga Tiket Kapal Laut Makassar-Surabaya April 2025 dengan Jadwal Terbaru
-
Kabar Duka! Legenda Persebaya Putut Wijanarko Meninggal Dunia
-
Debut Timnas Indonesia, Joey Pelupessy Malah Kesengsem dengan Sosok Asal Surabaya
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
-
Prabowo 'Kebakaran Jenggot' Respons Tarif Trump, Buka Seluruh Kran Impor: Pengusaha Teriak Bumerang!
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
-
Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
Terkini
-
Asisten Masinis Tewas Usai KA Jenggala Tabrak Truk, PT KAI Tempuh Jalur Hukum
-
Dua Gudang Penyimpanan Bahan Baku Sandal Milik Pabrik Sepatu Legendaris di Surabaya Ludes Terbakar
-
Pemprov Jatim Didesak Ikuti Jabar Tentang Pajak Kendaraan Bermotor, Kiai Asep Pasang Badan
-
Tembok Roboh di Area Pasar Kupang Gunung Surabaya, 1 Orang Tewas
-
Kartini Modern dan Peran KUR BRI Dalam Mendukung Suryani Sebagai Pejuang Ekonomi