SuaraJatim.id - Kasus anggota polisi pukul pemotor di Ponorogo, Jawa Timur berakhir damai. Kapolres Ponorogo AKBP Mochammad Nur Aziz meminta maaf kepada mahasiswa bersangkutan akibat arogansi anggotanya.
Sebelumnya, video oknum polisi memukul seorang pengendara motor, belakangan diketahui adalah mahasiswa yang melakukan unjuk rasa saat kunjungan kerja Presiden Joko Widodo, viral di media sosial. Aksi kekerasan aparat itu menuai kecaman publik.
AKBP Mochammad Nur Aziz membenarkan jika ada insiden anggota polisi yang diduga memukul salah seorang mahasiswa.
"Namun tindakan reprensif dari petugas tentu pasti ada latar penyebabnya," jelasnya mengutip dari Suaraindonesia.co.id jaringan Suara.com, Sabtu (11/9/2021).
Baca Juga: PNS Cabuli Anak Tetangga hingga 2 Kali, FR Sudah Beristri Tapi Doyan Buka Situs Gay
Dijelaskannya, petugas melakukan pengamanan kunjungan kerja (kunker) Presiden Jokowi meresmikan bendungan Bendo di Kecamatan Sawoo. Namun, aksi unjuk rasa mahasiswa diklaimnya tanpa ada pemberitahuan dan izin melakukan unjuk rasa.
"Sehingga anggota kami melakukan penyekatan dan pemblokiran jalan di lokasi unjuk rasa. Tepatnya di jalan menuju bendungan Bendo," bebernya.
Untuk itu pihaknya mengajak elemen masyarakat termasuk para mahasiswa agar bekerjasama, saling berkoordinasi dengan pihak kepolisian. Demi satu tujuan yaitu kamtibmas.
"Sama-sama kita jadikan pelajaran dan diambil hikmah atas kejadian ini agar tidak terulang di kemudian hari," imbuhnya.
Sementara itu, perwakilan aliansi Front Renaissance Ponorogo, Aji Binawan Putra mengatakan, video viral yang tersebar di jejaring sosial itu merupakan sebuah fenomena sosial yang terjadi dalam melaksanakan aksi damai oleh aliansi mahasiswa Ponorogo.
Baca Juga: Viral Video Rumah Jelek Jadi Cibiran Tetangga, Auto Terdiam Gegara Ini
"Kita sudah menyiapkan naskah kesepakatan yang berisi permohonan maaf. Agar kemudian hari tidak saling menuntut secara personal," tandasnya.
Berita Terkait
-
Netizen Ramai Cari Menteri HAM Natalius Pigai, Buntut Dugaan Polisi Tembak Siswa di Semarang: Harusnya Paling Berisik
-
Lawan atau Kawan? Cara Menjinakkan Skripsi Tanpa Terlalu Banyak Berpikir
-
Netizen Soroti Kemunculan Buzzer di Kasus Polisi Tembak Anggota Paskibra, Tandanya Apa?
-
Akhir Tragedi Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, AKP Dadang Resmi Dipecat
-
Viral Tak Digubris Polisi, Pria yang Teriak-teriak di Gerbang Polsek Kelapa Gading Ternyata Keluarga Tersangka Narkoba
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
-
Ingat! Penurunan Harga Tiket Pesawat Domestik 10 Persen Hanya Berlaku Hingga 3 Januari
-
Uji Tabrak Gagal Raih Bintang, Standar Keamanan Citroen C3 Aircross Mengkhawatirkan
-
Erick Thohir Sebut Aturan Kredit Pembiayaan Rumah Ribet, Target Prabowo Dibawa-bawa
Terkini
-
Menang di Kampung Halaman, Emil Dardak Tak Sia-sia Pulang Sebelum Coblosan
-
Kronologi Truk Box Terbakar di Ngawi: Sopir Sempat dengar Suara 'Duks'
-
Khofifah-Emil Dardak Unggul Versi Hitung Cepat, Jokowi Beri Pesan Khusus
-
Kabar Duka, Anggota Linmas Kediri Meninggal Dunia Saat Bertugas di TPS
-
CS BRI Gunakan Komunikasi Berupa Bahasa Isyarat Bagi Nasabah Penyandang Disabilitas Tuai Aplaus Publik