Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 28 September 2021 | 22:43 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual. [Pixabay]

SuaraJatim.id - Aparat Polres Sampang menangkap pelaku pelecehan seksual anak di bawah umur di tempat persembunyiannya di Kota Bekasi, Jawa Barat.

Tersangka berinisial SL (40), seorang guru di salah satu lembaga pendidikan agama swasta di Kecamatan Kedungdung, Sampang. Korbannya seorang gadis berusia 16 tahun.

"Penangkapan dilakukan Tim Reskrim Polres Sampang pada 26 September 2021," kata Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Sudaryanto dilansir ANTARA, Selasa (28/9/2021).

Sudaryanto menuturkan pelaku sempat bersembunyi di rumah keponakannya di Jalan Rawa Baru, Kecamatan Cikarang Barat, Kota Bekasi.

Baca Juga: Curhat Ojol Dapat Penumpang Penyuka Sesama Jenis yang Berotot, Diraba-raba Bikin Merinding

Penangkapan pelaku, berkat informasi masyarakat dan hasil penyidikan Tim Reskrim dan Intelijen Polres Sampang yang disebar institusi ini untuk melacak keberadaan tersangka.

"Selama melarikan diri dan bersembunyi di Bekasi, pelaku bekerja sebagai buruh besi tua, setelah pelaku pulang kerja baru kita tangkap," ucap Sudaryanto,

Penangkapan tersebut atas kerja sama Unit Resmob dan Unit PPA Polres Sampang dengan Unit Resmob Polres Metro Bekasi.

Kepada Tim Penyidik Polres Sampang, tersangka SL mengakui telah melakukan pelecehan seksual terhadap korban yang masih di bawah umur. Tindakan melanggar hukum itu dilakukan pada 30 Agustus 2021.

"Memang yang bersangkutan sudah cerai lama dengan istri," ungkap Sudaryanto.

Baca Juga: Kerusakan Otak: Ini Dampak Jangka Panjang pada Wanita yang Pernah Alami Serangan Seksual

Ia menjelaskan berdasarkan pengakuan, pelaku  tidak pernah melakukan perbuatan ini dengan banyak korban. Namun polisi masih terus mendalami kasus tersebut untuk mengungkap kemungkinan adanya fakta-fakta baru.

"Perbuatan SL ini baru sekali kepada korban tak lain anak tetangganya, tapi kita terus kembangkan lagi," ujar dia.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu, polisi menjerat tersangka dengan Pasal 81 dan Pasal 82 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman penjara 20 tahun.

Selain memproses secara hukum, polisi memberikan pendampingan kepada korban karena hingga kini korban masih trauma akibat perbuatan tersangka.

Load More