SuaraJatim.id - Kabar membanggakan datang dari dunia akademik. Dosen Universitas Jember (UNEJ) Profesor Bambang Kuswandi masuk dalam daftar 58 ilmuwan asal Indonesia paling berpengaruh di dunia.
Dosen yang juga Wakil Rektor III kampus itu tercatat masuk daftar itu versi Stanford University Amerika Serikat. Prof. Bambang merupakan guru besar dan peneliti asal Fakultas Farmasi UNEJ yang fokus pada pengembangan sistem sensor kimia dan biologi untuk obat, pangan dan kesehatan.
Bambang mengatakan, sudah ada 70 karya tulis ilmiah hasil penelitiannya mengenai sensor kimia dan biologi yang dimuat oleh berbagai jurnal ilmiah internasional.
"Alhamdulillah, tentu saja penghargaan itu menjadi penyemangat bagi saya untuk lebih giat meneliti dan bersyukur jika ternyata hasil penelitian saya dijadikan rujukan oleh peneliti lain," kata Bambang, seperti dikutip dari Antara, Kamis (27/10/2021).
Baca Juga: Dosen Non Aktif UNEJ Dituntut 8 Tahun Penjara Kasus Pecabulan, Berat Buat Pengacara
"Saya mulai meneliti sensor kimia dan biologi sejak menempuh kuliah pascasarjana di University of Manchester Institute of Science and Technology (UMIST) di Inggris tahun 1997 dan menjadikan kajian tersebut sebagai tema tesis dan disertasi," tuturnya.
Prof Bambang memilih fokus pada sensor kimia dan biologi karena aplikasinya dibutuhkan oleh masyarakat luas, sementara untuk pengembangannya tidak selalu memerlukan standar laboratorium yang canggih.
Salah satu contoh sensor kimia yang dkembangkan antara lain sensor untuk mengetahui kesegaran ikan atau produk berbasis ikan seperti fillet ikan, sehingga dengan sensor itu maka konsumen bisa mengetahui dengan gampang apakah produk yang di belinya masih segar atau sudah tidak layak konsumsi.
"Jadi sensor itu bisa ditempel di kemasan produk berbasis ikan atau bahkan daging lainnya. Jika sensor menunjukkan warna hijau maka masih segar, muncul warna merah berarti sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi," katanya.
Selain itu, lanjut dia, ada juga sensor kimia untuk mengetahui apakah ada kandungan alkohol dalam sebuah produk makanan, kemudian di bidang kesehatan mengembangkan smart pads yakni pembalut wanita yang dipasangi sensor sehingga kalau dipakai bisa menunjukkan kadar kreatinin penggunanya.
Baca Juga: Diisi Akademisi hingga Seniman, Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta Dikukuhkan
Sementara untuk kaum pria dibentuk mirip alat tes kehamilan yang pemakaiannya dicelupkan ke urine, sehingga dengan sensor tersebut maka pasien tidak perlu tes dengan cara mengambil sampel darah.
"Untuk saat ini, penelitian yang saya lakukan adalah lab on tip, dimana kita memasang sensor tertentu di ujung pipet sehingga seorang peneliti bisa mengetahui kandungan bahan yang ditelitinya dengan segera," ujarnya.
Ia mencontohkan misalnya saja alat itu bisa dipakai peneliti yang ingin mengetahui kandungan pestisida dalam sayur atau buah, begitu dicelupkan di sampel yang sudah disiapkan maka sensor yang ada di ujung pipet akan memberikan informasi apakah ada kandungan pestisida atau tidak tanpa harus membawanya ke laboratorium sehingga praktis.
Secara berkala Stanford University menggelar pemeringkatan ilmuwan yang dinilai memiliki pengaruh di dunia melalui publikasi ilmiah bertajuk Data for Updated Science-Wide Author Databases of Standarized Citation Indicators.
Pemeringkatan dibuat berdasarkan jumlah sitasi publikasi atas karya tulis ilmiah yang sudah dipublikasikan di jurnal bereputasi tingkat dunia, sehingga makin banyak peneliti yang merujuk kepada penelitiannya maka artinya penelitian yang dilakukan ilmuwan itu dinilai memberikan dampak luas bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam publikasi ilmiah tersebut, Stanford University mencatat ada 159.648 ilmuwan dari berbagai negara yang dianggap berpengaruh di dunia.
Rektor Unej Iwan Taruna mengapresiasi dan bangga atas keberhasilan Prof Bambang Kuswandi masuk dalam daftar 58 ilmuwan Indonesia paling berpengaruh di dunia, sehingga menjadi contoh bagi kolega dosen lainnya.
"Unej terus berusaha mendorong makin banyak peneliti yang tampil di tataran dunia dengan cara memperbanyak hasil penelitian yang dimuat di jurnal internasional," katanya.
Ia mengatakan hasil penelitiannya bisa dimanfaatkan oleh industri dan berdampak bagi masyarakat luas yakni caranya dengan berbagai hibah penelitian dan memfasilitasi kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri.
Berita Terkait
-
Kampus Dibungkam, Ubedilah Badrun: 'Saya Tetap Akan Bersuara'
-
Kritiknya Lugas, Seperti Apa Asal-usul Dan Kehidupan Pribadi Rocky Gerung
-
Masih Dibela Pendukung, Akademisi Soroti Dugaan Jokowi Paksa Gibran Jadi Wapres: Tidak Korupsi? Mustahil
-
Pemagaran Laut di Tangerang Tuai Polemik, Akademisi: Mana Daulat Negeriku?
-
Tak Hanya Dongeng, Ilmuwan Temukan Bukti Adam dan Hawa Benar-benar Ada
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Pria di Probolinggo Gelap Mata Bacok Tetangga Gegara Cemburu
-
Pulang COD, Warga Pasuruan Dibacok Orang Tak Dikenal
-
Kasus Mutilasi Jombang Mulai Temui Titik Terang, Pelakunya Tertangkap?
-
Hadir dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025, Cokelat Ndalem Bagikan Kisah Suksesnya
-
Kronologi Menara Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Terbakar