Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 03 November 2021 | 09:08 WIB
Eks managing partner CLS Knights Christopher Tanuwidjaya (kiri) saat menyampaikan keterangan dalam konferensi pers penghentian gugatan terhadap mantan pemainnya Dimaz Muharri di Tangerang Selatan, Selasa (2/11/2021). [ANTARA/Gilang Galiartha]

Itop membeberkan kembali kronologi naiknya gugatan dari pihak CLS kepada Dimaz berdasarkan surat pemutusan kontrak kerja yang diajukan mantan bintang CLS itu pada 4 Desember 2015. Kontrak yang dimaksud berdurasi 2015-2017.

Di surat pemutusan kontrak tersebut terdapat klausul bahwa Dimaz memahami ia masih memiliki kewajiban untuk membayar nilai kontrak yang sudah ditandatangani apabila ada tim bola basket lain yang menggunakan jasanya.

"Sebelum pergi sudah dibicarakan bahwa harus ada kompensasi setelah pemutusan kontrak bila dia main basket lagi," kata Itop.

Itop menegaskan bahwa kesepakatan antara CLS dan Dimaz pada saat itu didasari kesepahaman bahwa pemutusan kontrak si pemain akan menimbulkan hilangnya aset tim.

Baca Juga: Gugatan CLS Knight Ditolak Hakim, Dimaz Muharri Lega

Terlebih lagi, Dimaz merupakan salah satu pemain top di kancah basket profesional Indonesia dan beberapa kali sempat masuk bursa calon MVP atau Pemain Terbaik liga. 

Pada Desember 2019, Dimaz bergabung dengan klub Louvre Surabaya (kini menjadi Dewa United Surabaya) dan saat itu pihak CLS langsung mengingatkan Dimaz akan klausul surat pemutusan kontrak.

"Waktu pertama dia main pro lagi, kami sudah mulai kontrak terkait klausul yang ada di surat pemutusan kontrak," kata Itop.

Ketika Dimaz kembali bermain pro, Itop sudah tidak lagi menjabat sebagai managing partner CLS, tetapi ia merasa masih bertanggung jawab karena surat pemutusan kontrak terjadi saat ia masih bertugas.

Komunikasi pihak Itop dan CLS tidak disambut baik sehingga akhirnya Dimaz digugat ke PN Surabaya berdasar surat pemutusan kontrak tersebut.
  Halaman selanjutnya: Gugatan mendapat perhatian...

Baca Juga: CLS Knight Ogah Tanggapi Beredarnya Surat Terbuka Pebasket Dimaz Muharri

Perbedaan persepsi

Load More