Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 26 November 2021 | 11:02 WIB
sejarah Kabupaten Blitar

SuaraJatim.id - Dalam sejarah Kabupaten Blitar, Kabupaten Blitar ditemukan dalam pembahasan beberapa prasasti. Prasasti merupakan bukti otentik eksistensinya sejak jaman dahulu. Kabupaten Blitar sejak lama terbukti menjadi pusat kehidupan masyarakat. Asal-usul Kata Blitar berasal dari kata bali dadi latar yang artinya kembali menjadi halaman. Kata tersebut disampaikan oleh Prabu Lembu Suro saat hampir wafat di sumur yang dibuatnya sendiri.

Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini memiliki pusat pemerintahan di kecamatan Kanigoro. Kabupaten Blitar memiliki banyak sejarah. Oleh karena itu, berikut sejarah kabupaten Blitar.

Dikutip dari Situs Pemkab Blitar, pada jaman dahulu, terdapat kerajaan-kerajaan yang beribukota di dekat aliran Sungai Brantas. Kerajaan tersebut adalah Kerajaan Kediri, Kerajaan Singosasi dan Kerajaan Majapahit. Kerajaan Majapahit yang berpusat di Mojokerto saat itu dipimpin oleh Raden Wijaya yang kemudian kerajaan tersebut semakin makmur dan berkembang. Ia berhasil mengusir Ku Bilai Khan tahun 1293 M.

Kerajaan Majapahit meninggalkan bangunan suci di Desa Kotes, Gandusari. Bangunan itu tertulis 1222 dan 1223 yang merupakan tahun Saka. Selanjutnya diketahui bahwa bangunan itu merupakan bangunan yang berasal dari tahun 1300 dan 1301 Masehi. Bangunan tersebut membuktikan bahwa Blitar adalah wilayah yang penting.

Baca Juga: Viral Aksi Pecah Kaca Mobil di Denpasar, Barang-barang Diambil

Pada masa pemerintahan Raja Majapahit yang bernama Hayam Wuruk, menyempatkan diri ke Blitar untuk singgah di Candi Penataran. Persinggahan tersebut merupakan upacara pemujaan. Hayam Wuruk rupanya kerap mendatangi Blitar untuk meninjau daerah pantai dan lain sebagainya.

Kantor Wali Kota Blitar / sejarah Kabupaten Blitar [Foto: Timesindonesia]

Pada tahun 1316 dan 1317 Kerajaan Majapahit mulai terguncang karena adanya pemberontakan Kuti dan Sengkuni. Kondisi itu membuat Raja Jayanegara yang memerintah saat itu menyelamatkan diri ke Bedander.

Meskipun terdapat guncangan,Jayanegara berhasil kembali makmur dan karena sikap hangat warga desa, Jayanegara pun memberi hadiah berupa prasasti. Pemberian prasasti itulah yang menjadikan Blitar sebagai daerah dibawah naungan Kerajaan Majapahit. Prasasti itu diberikan pada 5 Agustus 1324 Masehi, tanggal tersebut kemudian menjadi hari jadi Kabupaten Blitar.

Bupati Kabupaten Blitar

R.M. Arjo Ronggo Hadinegoro memimpin pada 1831 hingga 1866, K.P.H Warsokoesoemo memimpin pada 1866-1896, K.P.H Sosro Hadinegoro yang memimpin pada 1896 hingga 1917, K.P.H Warsodiningrat yang memimpin pada 1918 hingga 1942, R.M. Harsojo yang memimpin pada 1942 hingga 1942, R.M.T Prijambodo yang memimpin pada tahun 1942 hingga 1943, Santoso Harsono yang memimpin pada 1943 hingga 1943, R. Samadikoen memimpin pada 1943 hingga 1945, R. Darmadi memimpin pada 1945 hingga 1947, R. Soenarjo memimpin pada 1947 hingga 1950, R. Darmadi memimpin pada 1950 hingga 1956, Kyai Moh Slamet memimpin pada 1956 hingga 1957, Ismaoen Danoe memimpin pada 1957 hingga 1957, Adiman memimpin pada 1957 hingga 1960, R Soemarsono pemimpin pada 1960 hingga 1965, Sanoesi Prawirodihardjo memimpin pada 1965 hingga 1974, R. Oetomo memimpin pada 1974 hingga 1975, Eddy Slamet memimpin pada 1975 hingga 1980, Sarjono yang memimpin pada 1980 hingga 1985, Siswanto Adi yang memimpin pada 1986 hingga 1991 dan 1992 hingga 1996, Bambang Sukotjo yang memimpin pada 1996 hingga 2001, Imam Muhadi yang memimpin pada 2001 hingga 2004, Herry Noegroho yang memimpin pada 2004 hingga 2016, Rijanto yang memimpin pada 2016 hingga 2020, Drs. Budi Santoso yang memimpin pada 2020 hingga 2021 dan saat ini Kabupaten Blitar dipimpin oleh Rini Syarifah sejak 2021.

Baca Juga: Pria Separuh Abad Hilang Terseret Banjir Kiriman Setinggi Lutut di Pasuruan

Taman Kota Blitar Jawa Timur [Foto: Timesindonesia/@agung_ismanto via backpackerblitar]

Tempat Wisata dan Ciri Khas Kabupaten Blitar

Kabupaten Blitar memiliki banyak tempat wisata yang juga menjadi ciri khas yakni Makam Bung Karno, Pantai Tambakrejo, Wow Cafe, Sumber Podang, Pantai Pangi, Kampung Coklat, Pantai Serang, Gua Pohsarang, Air Terjun Coban Wilis, Gardu Pandang Perkebunan, Pantai Jolosutro, Omah Djadoel, Pantai Gondo Mayit, Pantai Umbul Waru, Gunung Kelud, Pantai Peh Pulo, Kedung Entong, Air Terjun Sirah Kencong, Penangkaran Rusa Maliran, Air Terjun Jurug Bening, Air Terjun Tirto Galuh, Air Terjun Grenjeng, Gua Luweng, Curug Kedung Badrun, Wisata Alam Gumuk Sapu Angin, Kampung Wisata Ekologis Puspa Jagad, Bukit Teletubbies Blitar, Air Terjun Lawean, Hutan Pinus Gogoniti, Goa Embultuk, Kampung Afrika Blitar, Gunung Butak, Blitar Park, Chenoa Water Kedawung, Arung Jeram Soko Adventure, Telaga Rambut Monte. Tempat-tempat wisata di atas cukup menarik karena didominasi wisata air dan tempat-tempat bersejarah. Selain mendapatkan kesenangan karena berwisata, wisatawan juga dapat mempelajari sejarah Kabupaten Blitar.

Tipologi Kabupaten Blitar

Bagian selatan Kabupaten Blitar merupakan daerah penghasil kaolin yang dilintasi pegunungan kapur. Blitar merupakan kabupaten yang terletak di kaki Gunung Kelud. Hal tersebut membuat tanah sekitar Blitar merupakan tanah vulkanik yang mengandung abu sisa letusan gunung berapi, pasir, batu kapur yang bercampur tanah liat. Tanah tersebut berwarna abu-abu kekuningan dan gembur serta sangat peka terhadap erosi. Tanah semacam itu sangat cocok untuk pertanian berupa tebu, sayur, padi dan lain sebagainya. Tanah sekitar Sungai Brantas juga mengandung banyak manfaat untuk menanam ketela pohon, jati dan jagung.

Demikian penjelasan singkat terkait sejarah Kabupaten Blitar serta karakteristik dan ciri khas Kabupaten Blitar. Kabupaten Blitar juga salah satu kabupaten tertua di Indonesia, sehingga memiliki banyak cerita sejarah. Oleh karena itu, sangat menarik untuk mempelajari tentang Kabupaten Blitar.

Kontributor : Annisa Fianni Sisma

Load More