Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 23 Desember 2021 | 08:49 WIB
Ilustrasi teknologi informasi. (Shutterstock)

SuaraJatim.id - Sepanjang 2021 ditandai dengan banyak hal. Selain persoalan Pandemi Covid-19 yang memukul negara-negara di dunia, ada juga hal-hal lain yang menandai kemajuan peradaban manusia.

Misalnya di bidang teknologi. Pandemi ini nyatanya juga menyadarkan masyarakat penggunaan teknologi. Ada kalanya, teknologi ini tidak bisa dihindari demi mempermudah kegiatan mereka.

Mulai dari teknologi robotik, kemudian teknologi kesehatan, maupun teknologi komunikasi. Nah berikut ini deretan teknologi canggih yang kian populer di sepanjang 2021.

1. NFC di ponsel

Baca Juga: Teknologi Digital Ciptakan Pembelajaran Jadi Lebih Menyenangkan

Teknologi Near-Field Communication bukan hal baru untuk telepon genggam, di Indonesia, paling tidak sejak tahun 2018 sudah banyak ponsel yang menggunakan teknologi ini.

Sejak pandemi, fitur NFC pada ponsel seolah menjadi wajib karena sangat bermanfaat untuk mengurangi kontak langsung.

Di Indonesia, semakin banyak layanan yang menggunakan teknologi NFC untuk mengurangi kontak fisik, salah satunya transportasi umum di Jakarta sudah menerima pembayaran dengan dompet digital menggunakan NFC di ponsel.

Pengguna ponsel bisa mendekatkan gawai mereka ke pemindai di mesin tiket, secara otomatis saldo dompet digital akan terpotong.

Akibatnya, teknologi NFC tidak lagi dimonopoli ponsel mewah, dengan mengeluarkan uang Rp1 jutaan konsumen sudah bisa membawa pulang ponsel yang memiliki fitur NFC.

Baca Juga: Nyinyiri Teknologi Metaverse, Elon Musk: Akan Seperti Masa Depan?

Meski pun penggunaannya sangat populer untuk pembayaran, sebenarnya fungsi NFC tidak terbatas untuk itu saja. Fitur ini menjadi alternatif untuk mengirim kontak, gambar dan video tanpa aplikasi pesan instan.

Fitur NFC juga bisa digunakan untuk mengirim dokumen sampai aplikasi ke ponsel orang lain.

2. Metaverse

Istilah metaverse mulai sering dibicarakan sejak Facebook Inc berganti nama menjadi Meta karena ingin serius mengembangkan ruang digital tersebut.

Istilah ini pertama kali dicetuskan penulis Neal Stephenson pada novel "Snow Crash" tahun 1992. Metaverse merupakan gabungan dunia nyata dan dunia virtual.

Di dunia maya, individu diwakili seorang avatar dan bisa melakukan kegiatan seperti di dunia sungguhan. Avatar itu juga akan bisa berinteraksi dengan avatar lainnya.

Salah satu penggunaan metaverse di dunia kerja adalah untuk rapat virtual, avatar berkumpul di sebuah ruangan kemudian mereka akan berbicara, memaparkan dokumen layaknya rapat bertemu langsung.

Film "Avatar" dari James Cameron pada 2009 lalu disebut-sebut sebagai salah satu gambaran metaverse.

Penggunaan metaverse di masa depan tidak sebatas pada dunia kerja. Seorang investor mata uang kripto dari Inggri bernama Pranksy membeli perumahan virtual di metaverse tahun lalu.

3. Semikonduktor

Pandemi virus corona, yang masih berlangsung, memberi pengetahuan baru bagi masyarakat bahwa gawai mereka tidak bisa melakukan apa-apa tanpa semikonduktor.

Semikonduktor, atau yang juga sering disebut chip, merupakan bagi gawai elektronik, terutama ponsel pintar, internet of things (IoT) dan mobil swakemudi.

Gawai, misalnya ponsel, membutuhkan chip ini untuk menggerakkan semua fitur yang dimiliki, termasuk sambungan ke sinyal seluler, fungsi kamera sampai game.

Maka itu, banyak perusahaan teknologi yang sangat khawatir ketika krisis semikonduktor, yang terjadi karena produksi chip terkendala pandemi, sementara permintaan gawai bertambah.

Krisis semikonduktor juga disebarkan sanksi dagang Amerika Serikat terhadap China.

4. Satelit SATRIA-1

Di dalam negeri, Indonesia sedang membangun satelit multifungsi untuk meratakan jaringan telekomunikasi melalui SATRIA-1.

SATRIA-1 menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) atau satelit dengan kapasitas data yang besar.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika akan menggunakan satelit ini khusus untuk menyelenggarakan layanan internet. Satelit ini memiliki kapasitas 150GBps.

Ketika sudah mengorbit pada 2023 nanti, SATRIA-1 akan bisa menghadirkan internet di 150.000 titik layanan publik, terutama di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Masih ada daerah di Indonesia yang belum terjangkau kabel serat optik sehingga sinyal internet 4G belum masuk di sana.

Konstruksi satelit SATRIA-1 masih berlangsung saat ini, ditangani oleh Thales Alenia Space di Prancis. Pemerintah berencana menggunakan roket Falcon 9-5500 dari SpaceX untuk peluncuran nanti.

Selain membuat satelit, Kominfo juga sedang membangun stasiun bumi untuk mengendalikan dan mengawasi SATRIA-1 nanti. Menurut rencana, akan ada 11 stasiun bumi, yaitu di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.

5. Robot

Teknologi robotika belakangan ini tidak lagi terkesan komplek, namun, bisa digunakan sehari-hari.

Raksasa teknologi Amazon beberapa bulan lalu meluncurkan robot bernama Astro yang bisa dijadikan asisten di rumah. Robot ini memiliki kamera periskop bidang pandang 132 derajat sehingga bisa diandalkan untuk mengawasi rumah, termasuk untuk mengecek keadaan anggota keluarga dan hewan peliharaan.

Di Indonesia, hotel Grand Sahid Jaya Jakarta memperkenalkan robot untuk menyajikan makanan. Automated Robotic Food Server ini bisa digunakan pada acara besar, untuk menjaga dan meningkatkan kebersihan bagi tamu sekaligus mengurangi potensi makanan berlebih.

Masih di dalam negeri, lokapasar untuk kopi, Otten Coffee, memiliki robot untuk menyeduh kopi, bernama OttenMatic

Robot barista ini dilengkapi kemampuan rangsangan panca indera untuk mendeteksi jenis kopi yang diproses, kemudian memberikan informasi tentang kopi tersebut sambil meracik.

Selain memberikan pengalaman unik saat "ngopi" dan mengurangi kontak fisik saat pandemi.

6. Wisata ke luar angkasa

Tahun ini menandai tujuan lain perjalanan luar angkasa, dari yang biasanya untuk penelitian dan keamanan, menjadi untuk berwisata.

Semula hanya astronot yang bisa pergi luar angkasa. Tapi, sejak uji coba tahun ini, warga sipil yang memiliki banyak uang bisa berwisata ke luar angkasa dengan SpaceX, Blue Origin atau Virgin Galactic.

Ketiga perusahaan itu berlomba-lomba menyediakan wisata ke luar angkasa selama mulai dari harga 450.000 dolar Amerika Serikat, atau sekitar Rp 6,5 miliar.

Load More