SuaraJatim.id - Satgas COVID-19 memita seluruh tempat publik, terutama alun-alun, ditutup saat malam tahun baru. Ini dilakukan untuk mencegah lonjakan penularan virus akibat kerumunan pesta pergantian tahun.
"Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat karena pemerintah pusat menyampaikan bahwa sebaiknya perayaan tahun baru ini dilakukan di rumah saja," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 Sonny Harry B. Harmadi dalam Dialog Produktif Selasa Utama bertajuk Mulai Tahun Baru Dengan Kebiasaan Baru yang diikuti secara daring di Jakarta, mengutip dari Antara, Selasa (28/12/2021).
Sonny menjelaskan, penutupan seluruh alun-alun untuk mencegah adanya pawai maupun arak-arakan, yang biasa dilakukan oleh masyarakat. Bahkan untuk mencegah terjadinya lonjakan mobilitas, akan ada pemantauan aktivitas masyarakat.
Satgas COVID-19 juga mendorong pengelola fasilitas publik wajib untuk membentuk Satgas protokol kesehatan sebagai syarat perizinan operasional.
"Bila tempat tersebut tidak memilikinya, maka disarankan tidak melakukan operasi," ujarnya.
"Kami juga terus mendorong optimalisasi peran dari Satgas COVID-19 di level desa dan kelurahan. Kemudian perluasan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan berbagai hal lainnya termasuk melakukan rekayasa," kata dia.
Kemudian pada pusat perbelanjaan, aktivitas para pedagang kaki lima akan dipantau melalui pembatasan kapasitas dan jam operasional di tempat-tempat wisata maupun mal-mal supaya menimbulkan penumpukan pengunjung.
Pembatasan kegiatan Natal dan tahun baru di pusat perbelanjaan juga akan ditiadakan. Kecuali pameran seperti UMKM.
Sonny mengatakan pihaknya turut menyiapkan buku saku tentang tanya jawab seputar kebijakan pemerintah yang disusun bersama Kominfo dan Kemenkes untuk memperjelas kebijakan yang diterapkan pada saat libur Natal dan Tahun Baru itu.
Baca Juga: Crowd Free Night, Dishub DKI Kerahkan Ribuan Personel Saat Malam Tahun Baru
Melalui sejumlah strategi khusus yang dibentuk untuk melindungi masyarakat tersebut, Sonny meminta kepada masyarakat untuk bersabar dan mau bekerja sama supaya situasi dapat cepat kembali dengan normal dan membuat pandemi berakhir.
"Di dalam masa pandemi, masih ada risiko penularan. Kalau risiko penularan tidak dikendalikan dan terjadi lonjakan kasus, maka akan berpotensi meningkatkan angka kematian juga. Oleh karenanya kita harus bekerja sama," ujar Sonny.
Sumber: Antara
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
5 Prompt Membuat Pas Foto Nikah di Gemini AI, Gampang dan Realistis
-
7 Link DANA Kaget Terbaru Hari Ini, Dapatkan Kesempatan Klaim Ratusan Ribu Rupiah
-
Khofifah Ajak Masyarakat Ramaikan Moto2 Mandalika: Dukung Mario Aji
-
Resmikan Mandiri Private Office Surabaya, Bank Mandiri Akselerasi Layanan Wealth Management
-
Kualitas BBM Pertamina Buruk? Begini Cara Lapor