SuaraJatim.id - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) agar memasifkan tracing-testing untuk mencegah penyebaran Covid-19, terutama pencegahan varian Omicron.
Apalagi, lonjakan Covid-19 diprediksi bakal terjadi pada awal Februari nanti. Eri meminta Dinkes melakukan tracing atau pelacakan dengan perbandingan minimal 1:23 dan juga testing.
Apabila terjadi kenaikan, Ia melanjutkan, hal ini terjadi karena telah melakukan tracing secara massif untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Semakin banyak tidak apa-apa, nanti diobati. Tapi kalau terlambat dan tidak melakukan tracing tepat dan testing yang cepat, maka ini akan menjadi bom waktu," katanya, Sabtu (29/01/2022).
Belajar dari pengalaman, Eri tak ingin bila terjadi lonjakan kasus COVID-19, khususnya saat varian Delta masuk ke Kota Surabaya. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh Kota Surabaya yang dinilai sebagai salah satu kota yang aman.
"Tidak ada swab hunter, swab massal, dan tidak ada testing yang massif, akhirnya meledak. Ini yang saya tidak mau, sekarang kami masifkan testing dan tracing, nanti baru setelah itu baru kami treatment," ujarnya.
Di sisi lain, mengenai perkiraan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 pada Februari dan Maret mendatang, ia telah menyiapkan strategi. Salah satunya adalah membatasi tempat-tempat keramaian di Kota Surabaya, seperti wisata Jalan Tunjungan.
"Saya minta Linmas untuk menghitung terkait kapasitas Tunjungan dan setiap pintu yang menuju Tunjungan itu pasti akan dijaga oleh Satpol PP dan Linmas. Kemudian, seminggu ini pertunjukan musik dikurangi, untuk mengurangi keramaian," kata dia.
Sebelum penerapan pembatasan tersebut, Wali Kota Eri mengungkapkan bila saat ini pihaknya sedang melakukan asesmen, dengan harapan pada awal Februari pembatasan pengunjung bisa segera diterapkan.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Melonjak, Satgas COVID-19 Minta Masyarakat Jangan Berkumpul dan Kurangi Mobilitas
"Ini juga masih dilakukan asesmen terkait kapasitas jumlahnya (pengunjung) berapa dan juga pemain seninya ada berapa. Jadi nanti Februari kita sudah terapkan untuk mengantisipasi (prediksi lonjakan COVID-19) Februari dan Maret itu," katanya.
Berita Terkait
-
Kasus COVID-19 Melonjak, Satgas COVID-19 Minta Masyarakat Jangan Berkumpul dan Kurangi Mobilitas
-
Pasien Omicron Bisa Isoman, Ini Syaratnya Kata Menkes Budi Gunadi
-
Setelah Berkoordinasi dengan PN Surabaya, KPK Sita Sejumlah Dokumen Terkait Kasus Suap Hakim Itong Isnaeni
-
Crazy Rich Tom Liwafa dan Steven Beli Ribuan Liter Minyak Goreng untuk Dibagikan Gratis kepada Warga
-
5 Adu Mewah Rumah Crazy Rich, Ada yang Lebih Lengkap dari Hotel Bintang Lima
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Gunung Semeru Ditutup Total Usai Erupsi, Ratusan Pendaki Bertahan di Ranu Kumbolo!
-
Status Gunung Semeru Level Awas! Warga Diminta Jauhi Zona Berbahaya
-
Gunung Semeru Meletus, Kolom Abu Capai 2.000 Meter!
-
CEK FAKTA: Puan Gandeng Anies Baswedan di Pilpres 2029, Benarkah?
-
Imigrasi Jawa Timur Luncurkan QR Code De Imej, Ini Manfaatnya