Pebriansyah Ariefana
Kamis, 03 Februari 2022 | 11:18 WIB
Umat Islam menggelar shalat Jumat di Masjid lereng Gunung Semeru, Dusun Rentang, Desa Sumber Wuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (10/12/2021). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Di bulan Rajab, sebagian orang melakukan amalan shalat tertentu. Dengan tata cara yang berbeda dengan shalat biasa.

Mereka namakan shalat itu dengan shalat ragha-ib. Mereka melaksanakannya pada awal malam Jumat. Antara Maghrib dan Isya.

Ini adalah amalan yang diada-adakan. Para ulama sepakat akan kebid’ahannya. Amalan ini tidak dikenal kecuali pada abad keempat hijriyah. Tidak ada sebelumnya bahkan tidak ada yang berbicara tentangnya sebelum itu.

Imam an-Nawawi rahimahullah pernah ditanya tentang shalat ragha-ib. Apakah Sunnah ataukah bid’ah. Beliau mengatakan, “Itu adalah amalan bid’ah yang perlu dikritisi.

Perlu disikapi dengan meninggalkannya, menjelaskan kekeliruannya, dan memperingatkan orang yang mengerjakannya.

Janganlah kita terpedaya karena amalan ini banyak dilakukan di negeri-negeri (umat Islam). Jangan juga terpedaya karena amalan ini disebutkan dalam kitab Quwwatul Qulub, Ihya Ulumuddin, dan lainnya. Karena sesungguhnya shalat ini adalah bid’ah yang tercela. Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Barangsiapa membuat suatu yang baru dalam agama kami sesuatu yang bukan berasal darinya, maka ia tertolak.”

Ibadallah,

Karena pentingya permasalahan ini dan betapa butuhnya manusia memahaminya serta menaruh perhatian padanya, Nabi Muhammad SAW selalu merasakannya di setiap Jumat. Saat beliau berkhutbah di hadapan orang-orang. Belau menekankan perkara agung ini. Beliau ulang-ulang dalam sabdanya,

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Isra Miraj, Menjadikan Hidup Kita Menjadi Tertib Menjalani Tahapan Kehidupan

“Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW. Seburuk-buruk perkara adalah sesuatu yang diada-adakan (dalam agama). Karena sesuatu yang diada-adakan (dalam agama) adalah bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah sesat. Tempat kesesatan adalah di neraka.”

Wajib bagi kita semua untuk berpegang teguh pada sunnah Nabi Muhammad SAW. Menggenggam kuat petunjuknya. Dan tetap berada pada jalan yang telah beliau lalui. Waspada dan waspadalah dari setiap bid’ah dan kesesatan dengan segala macam bentuknya.

Kita memohon kepada Allah SWT dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya agar supaya menghidupkan kita di atas Sunnah. Kemudian mewafatkan kita juga dalam keadaan demikian. Semoga Dia Allah SWT menjauhkan kita dari bid’ah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha mendengar, Maha mengabulkan, lagi Maha dekat.

Demikian teks khutbah Jumat Bulan Rajab.

Load More