Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Senin, 14 Februari 2022 | 15:14 WIB
Tim SAR melakukan pencarian korban yang terseret ombak dengan menggunakan perahu di perairan Pantai Payangan Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022). [ANTARA/VJ Hamka Agung Balya]

SuaraJatim.id - Petaka ritual di Pantai Payangan, Jember, Jawa Timur mulai tersingkap. Salah seorang korban selamat dari anggota Padepokan Tunggal Jati Nusantara mengungkap tujuan ritual berujung maut tersebut.

Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo mengatakan, seorang korban yang selamat telah dimintai keterangan oleh penyidik Satreskrim Polres Jember. Dalam pemeriksaan tersebut, korban mengaku ritual tersebut dilakukan bertujuan menyucikan diri.

Selain itu, anggota padepokan tersebut berharap berkah dari Ratu Pantai Selatan agar persoalannya cepat kelar.

"Tadi satu saksi dengan gamblang mengaku ingin menyucikan diri dan mengharapkan berkah dari ratu pantai selatan," kata dia, mengutip dari Suaraindonesia.co.id jejaring Suara.com, Senin (14/02/2022).

Baca Juga: Fakta Bukit Samboja,Tempat Ritual di Pantai Payangan Jember yang Menelan Korban Jiwa hingga 11 Orang

AKBP Hery menambahkan, proses penyidikan dengan memeriksaan saksi-saksi terus dilakukan, sampai kasus tersebut terungkap jelas.

"Nanti kalau pemeriksaan lengkap, akan kami sampaikan kembali," tambahnya.

Terpisah, salah seorang tokoh agama di Jember, Kiai Abdur Rohman mengaku heran dengan kelompok yang mengatasnamakan Padepokan Tunggal Jati Nusantara itu. Menurutnya, dengan dalih apapun jika ajaran tersebut terkesan menyimpang dari akidah tidak bisa dibenarkan.

"Apalagi ada yang menyatakan mensucikan diri dan berharap berkah dari ratu pantai selatan, ini sudah menyimpang," ungkapnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suren Ledokombo ini dengan tegas meminta, agar masyarakat tidak lagi ikut-ikutan aliran itu.

Baca Juga: Geger Ritual Maut Kelompok Tunggal Jati Nusantara Di Pantai Payangan Tewaskan 11 Orang

"Sudah jelas, dalam agama jika ingin menyucikan diri, istighfar. Ingin tenang ada masjid dan musala. Ingin kaya, kerja yang rajin dan berdoa pada Allah bukan yang lain," sebutnya.

Dirinya berharap, MUI Jember tidak berdiam diri. Bagaimana memberikan benteng kepada masyarakat agar tidak terjerumus kepada sesuatu yang dilarang.

"Sekali lagi, ini peran MUI dan stake holder terkait. Harus tegas, larang kelompok yang terkesan menyimpang," tutupnya.

Load More