SuaraJatim.id - Polisi dinilai lambat dalam mengusut kasus pemerkosaan bocah 12 tahun di Kabupaten Kediri pada Desember 2021 lalu. Kasus itu membetot publik sebab korban diperkosa secara beramai-ramai.
Kasus ini kembali mencuat, diangkat oleh aktivis perempuan dan anak mengingat pengusutan kasus belum tuntas betul. Sejumlah orang menggelar demonstrasi di gedung DPRD mendesak polisi menuntaskan kasusnya.
Sebelumnya, kasus pemerkosaan terhadap NE (12) terjadi pada Desember 2021 lalu. Kasus ini diproses hukum pada awal 2022. Namun sampai sekarang, baru satu orang ditetapkan sebagai tersangka.
Padahal dari hasil pengumpulan informasi para aktivis, pelaku kejahatan itu lebih dari satu orang serta melibatkan ayah kandung korban.
Baca Juga: Link Live Streaming Persik Kediri vs Persiraja Banda Aceh di BRI Liga 1
"Kami berharap keterangan yang kami dapat, pelakunya lebih dari satu," kata korlap aksi, Jeannie, seperti dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Rabu (23/02/2022).
"Kami berharap supaya kasus ini diungkap sejelas-jelasnya. supaya dapat memanggil Kapolres dan penyidik untuk mempertanyakan," katanya menambahkan.
Data aktivis, NE diperkosa berulang kali. Pertama, korban diperkosa oleh empat orang teman ayah korban, pada Senin 27 Desember 2021 sekitar pukul 10.15 WIB.
Tindak kejahatan itu berlanjut di Pos Siskamling, pada pukul 18.15 WIB. Pelaku pemerkosaan sebanyak tiga orang yang berbeda. Kemudian berlangsung lagi di Alas Simpenan, pada pukul 22.05 WIB dengan dua orang pelaku berbeda.
Para pelaku sengaja meninggalkan korban di Alas Simpenan sendirian. Keesokan harinya korban ditemukan oleh salah seorang warga dan dibawa ke rumah Ketua RT setempat. Setelah itu, korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kediri di Pare.
Baca Juga: Abdul Jalil, Tukang Becak di Tuban Ini Sudah Tiga Kali Cabuli Nenek-nenek dan Seorang Gadis Remaja
Para aktivis sengaja wadul ke DPRD Kabupaten Kediri karena kecewa terhadap kinerja Kapolres Kediri dan bawahannya. Apalagi, para aktivis dalam kasus pemerkosaan NE ini ada indikasi terjadinya tindak perdagangan manusia (trafficking).
Berita Terkait
-
6 Kuliner Khas Kediri yang Wajib Dicicipi saat Libur Lebaran
-
Jangan Terjebak Macet, Ini Rute Mudik Alternatif ke Kediri dari Surabaya, Malang, Solo
-
Lepas Mudik Gratis, Kelakar Pramono Ingin Ikutan: Coba Kalau Saya Bisa Pulang ke Kediri
-
Jelang Puncak Panen, BULOG Kediri Realisasikan Penyerapan Gabah & Beras Petani Terbesar di Jatim
-
Persik Kediri Kecolongan di Injury Time, Marcelo Rospide Kecewa Berat
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- TIPU UGM Daftarkan Gugatan Dugaan Ijazah Palsu Jokowi ke Pengadilan
- Rebut Mic dari Pengacara, Adab Lisa Mariana Kena Sentil Psikolog: Emang Ini Sinetron?
Pilihan
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
-
Tanpa Tedeng Aling-aling, Pramono Sebut Bank DKI Tidak Dikelola Profesional: Banyak Kasus Terus!
-
5 HP Murah Mirip iPhone 16: Harga Mulai Sejutaan, Bikin Orang Terkecoh!
-
Kiprah La Nyalla Mattalitti Saat Geger Geden PSSI Kini Rumahnya Digeledah KPK
-
Markas Pemain Korut U-17: Yang Tersembunyi di Balik Klub 4.25 SC?
Terkini
-
BRI Jadi Penyedia Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2025
-
KR Biang Kerok Pencurian Rumah Kosong di Malang, Diciduk di Warnet
-
Kronologi Lengkap Aksi Heroik Pria Sidoarjo Selamatkan Korban Perampokan di Gresik, Terluka Tembak
-
Jadi Ketum PERBANAS 20242028, Direktur Utama BRI Hery Gunardi Punya Jejak Karir Cemerlang
-
Putuskan Damai dengan Pengusaha yang Diduga Tahan Ijazah Karyawan, Armuji: Itu Sudah di Luar Saya