SuaraJatim.id - Pengamat ekonomi Universitas Jember Adhitya Wardhono PhD mengatakan invasi Rusia ke Ukraina bisa berimbas pada lonjakan harga minyak global karena berdasarkan data menyebutkan bahwa produksi minyak Rusia mencapai 10 juta barel per hari.
"Apabila minyak Rusia langka di pasaran, maka lonjakan harga tidak terhindari. Bagi Indonesia sebagai salah satu negara pengimpor minyak diperkirakan akan mengalami dampak yang berat jika sanksi dunia kepada Rusia sangat keras," katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat.
Di awal Maret 2022, lanjut dia, harga minyak mentah melonjak di atas 105 dolar per barel untuk pertama kalinya sejak 2014 dan hal itu merupakan salah satu dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.
"Lonjakan tersebut dapat memperburuk inflasi bagi negara-negara konsumen energi dan mengancam pemulihan ekonomi," ucap dosen ilmu ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unej itu.
Baca Juga: Pengamat Politik Universitas Jember: Penundaan Pemilu 2024 Dalih Parpol Naikkan Posisi Tawar
Menurutnya harga minyak mungkin akan bertahan di atas 100 dolar AS per barel hingga akhir tahun 2022 dan akan terus menaikkan harga sumber energi lain seperti batu bara, gas, dan juga harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).
"Kenaikan harga minyak dunia turut memberikan tekanan pada harga minyak mentah Indonesia. Jika dilihat asumsi makro untuk APBN 2022, harga minyak mentah berada di posisi 63 dolar AS per barel," tuturnya.
Menurutnya hal tersebut mempunyai selisih yang sangat besar dan tentunya akan mempengaruhi sisi fiskal dan memberikan tekanan ke pemerintah dalam memperbaiki neraca perdagangan ke depan.
"Energi merupakan input bagi semua industri sehingga akan memberikan tekanan bagi produksi dan ujungnya akan mempengaruhi inflasi," ucap pakar moneter itu.
Adhitya menjelaskan kenaikan harga minyak internasional diperkirakan berpotensi mendorong kenaikan inflasi global, sehingga dapat berdampak pada harga pangan global.
Baca Juga: Kisah Ahli Intip Cewek di Toilet Berakhir Saat Ingin Kerjai Mahasiswi Universitas Jember
"Apapun ketegangan antara Rusia dan Ukraina awal pekan ini jelas akan akan merugikan perekonomian global dan mengganggu proses pemulihan ekonomi dunia, termasuk Indonesia," ujarnya.
Terlebih ekonomi yang sudah mengglobal seperti sekarang dan dapat mengakibatkan melandainya pertumbuhan ekonomi global jika upaya damai tidak segera terjadi.
Berita Terkait
-
Rusia Ancam Inggris dan Sekutunya Atas Keterlibatan dengan Perang Ukraina: Kami Akan Membunuh Mereka
-
Heboh Isu Rusia Ingin Bangun Pangkalan Militer di Papua, TB Hasanuddin: Itu Langgar Konstitusi!
-
Demi Konten Ekstrem, 5 Fakta Aksi Berbahaya Bule Rusia Naiki KA Batu Bara
-
Utus Wakil Perdana Menteri, Rusia Minta Prabowo Hadiri 2 Acara Penting Ini
-
Siang Ini, Prabowo Terima Kunjungan Wakil Pertama PM Federasi Rusia Denis Manturov
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Gubernur Khofifah Komitmen Bangun Moderasi Beragama Diajarkan Sejak Dini, Jaga Sinergi dengan BNPT
-
Puluhan Mantan Karyawan yang Ijazahnya Ditahan Resmi Lapor Polisi
-
Layanan Wealth Management BRI Diakui Dunia, Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Kronologi Kebakaran Rumah di Tegalsari Surabaya, 2 Orang Meninggal Dunia
-
Khofifah Bahas Kerja Sama Pendidikan hingga Energi Terbarukan dengan Delegasi Tomsk Rusia