SuaraJatim.id - Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Arif Fathoni menyesalkan pemecatan Umar Syarief oleh Pemkot Surabaya. Sebab, Karateka peraih 12 emas Sea Games tersebut seharusnya mendapat perhatian lebih.
“Pemkot Surabaya harusnya menggandoli mengingat prestasi Umar Syarief. Mungkin dia bisa mencetak bibit unggul karateka di Surabaya,” kata Arif Fathoni mengutip beritajatim.com, Rabu (30/3/2022).
Pemkot Surabaya, lanjut dia, seharusnya mengutamakan komunikasi yang baik dengan memberi peringatan pertama, kedua dan ketiga, sesuai peraturan menteri dalam negeri.
“Besok akan saya kroscek ke BKD langsung untuk memastikan duduk permasalahannya,” katanya.
Baca Juga: Kasus Anggota Satpol PP Surabaya Perkosa Purel Masuk Tahap Penyelidikan
Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Rachmad Basari ketika dikonfirmasi hingga berita ini ditulis belum menjawab.
Sebelumnya diberitakan, Umar Syarief kecewa. Pasalnya legenda karateka Indonesia asal Surabaya ini merasa perhatian yang diberikan pemerintah kepada atlet kurang komunikatif. Hal ini karena status kepegawaian Umar Syarief sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak ada kejelasan.
Umar Syarief sejatinya sudah dilantik menjadi PNS pada 2003 silam. Ia pun pernah merasakan dirotasi di beberapa bidang mulai bagian umum, protokoler hingga di Dispora Surabaya. Pada tahun 2019 Umar Syarief mengajukan perpindahan ke Kemenpora.
Hal itu mendapatkan rekomendasi dan disposisi Wali Kota Surabaya yang pada saat itu dipimpin Tri Rismaharini. Sayangnya sebelum hal itu terwujud pihak Dispora Surabaya memberhentikan melalui surat pada Desember 2021.
Umar menjelaskan isi dalam surat tersebut adalah pemberhentian dengan hormat karena absensi tidak masuk kerja yang tidak bisa ditolerir. Namun Umar menjelaskan jika hal ini sudah ditanggungnya dengan tidak menerima gaji.
Baca Juga: Begini Nasib Peraih Belasan Medali Emas Sea Games Setelah Dipecat Pemkot Surabaya
Ada yang lebih disesalkan Umar mengapa langkah pemberhentian itu tidak terlebih dahulu dibicarakan secara pribadi. Menurutnya langkah itu tidak adil sebab berarti sama saja negara tidak memikirkan masa depan atlet.
”Alasannya saya tidak masuk. Padahal saya tidak masuk pun juga sudah tidak dapat gaji. Tapi kan itu bagian penghargaan dari pemerintah,” ungkap Umar Syarief.
Diketahui, sejak pensiun sebagai atlet, Umar Syarief melatih timnas karate secara virtual menggunakan platform seperti Zoom dan Google Meet.
Mantan atlet yang berkecimpung di karate selama 20 tahun antara 1996-2016 ini juga melatih Jawa Timur dalam gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.
Berita Terkait
-
Alfan Suaib Dapat Panggilan TC Timnas Indonesia, Paul Munster Beri Dukungan
-
Meski Akui Kualitas Persija, Paul Munster Tak Beri Motivasi untuk Persebaya
-
Anak Ivan Sugianto Kini Berurai Air Mata, Reaksinya Saat Sang Ayah Bertindak Arogan Diungkit Netizen
-
Selamat! Ivan Sugianto Akhirnya Go International, Presiden Harus Menanggung Malu?
-
Dua Istri Hakim PN Surabaya Diperiksa Terkait Perkara Ronald Tannur
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
-
Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Antam Berbalik Merosot
-
Maskapai Rela Turunkan Harga Tiket Pesawat Selama Libur Nataru
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
Terkini
-
Pilkada Situbondo: Petahana Ucapkan Selamat, Akui Kekalahan?
-
Terungkap! Rahasia di Balik Pembunuhan Sadis yang Menggemparkan Gresik
-
Komisi E DPRD Jatim Soroti Fenomena Guru Takut Dipolisikan
-
Kebakaran Panti Pijat Emperor Spa Surabaya, 2 Terapis Sesak Napas
-
Tim Khofifah-Emil Rekap Dokumen C Hasil dari Saksi, Sama dengan Quick Count?