Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 13 April 2022 | 16:40 WIB
Bagus Prasetyo Lajuardi (25), mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya Malang [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Ada fakta baru kasus meninggalnya Bagus Prasetyo Lajuardi (25), mahasiswa ganteng di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Jenazah mahasiswa kedokteran UB asal Tulungagung tersebut sebelumnya ditemukan tergeletak di semak-semak di kawasan Purwodadi Pasuruan.

Korban mengalami luka dalam di bagian paru-paru dan jantung. Menurut otopsi yang dilakukan pihak kepolisian, korban mengalami luka akibat benda tumpul.

"Korban mengalami luka dalam di bagian paru-paru. Diduga korban mengalami kekerasan dengan menggunakan benda tumpul," ujar Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Adhi Putranto Utomo, seperti dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Rabu (13/04/2022).

Baca Juga: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ditemukan Tewas Tak Wajar, Begini Penjelasan Universitas Brawijaya

Menurut keterangan polisi korban sudah meninggal selama delapan hari. Hal ini dibuktikan dengan adanya belatung di bagian leher belakang korban.

"Korban diduga sudah meninggal selama delapan hari. Karena di bagian leher belakangnya terdapat belatung," katanya menegaskan.

Adhi menambahkan bahwa korban saat ini bertempat tinggal di kos kosan dekat Universitas Brawijaya Malang

Lagi Praktik di RSSA Malang

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) membenarkan Bagus merupakan mahasiswanya. Hal ini disampaikan Wakil Dekan III FK UB, dr. Eriko Prawestiningtyas.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Malang Rabu 13 April 2022 dan Bacaan Doa Buka Puasa Shahih

Ia mengatakan kalau kampus justru mendapat informasi bukan dari keluarga, tetapi dari media sosial. Kemudian pukul 14.30 WIB kita dapat info kalau yang bersangkutan ditemukan meninggal dunia.

"Informasi dari rekan almarhum bahwa identitasnya memang betul rekan yang dicari selama ini," katanya, Rabu (13/4/2022).

Eriko menuturkan, mendiang tercatat sebagai mahasiswa program jenjang profesi kedokteran. Dia merupakan mahasiswa angkatan 2014. Mendiang juga sedang menjalani pendidikan profesi dokter dan praktik di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

"Kami mengucapkan duka cita yang mendalam atas kejadian yang menimpa salah satu mahasiswa kami. Setelah mendapatkan informasi tentang korban, kami langsung berkoordinasi dengan Ketua Prodi. Kami juga ikut hadir dalam prosesi pemakaman almarhum di Blitar," ujar Eriko.

Eriko menuturkan, pihak kampus saat prosesi pemakaman datang dan bertemu dengan keluarga korban termasuk kedua orangtuanya. Dia menyerahkan semua proses hukum kepada pihak polisi.

"Kami prihatin dengan kejadian yang tidak disangka-sangka ini. Sebenarnya selama ini pihak kampus tidak pernah secara langsung mendapatkan laporan dari orang tua korban bahwa yang bersangkutan hilang. Terkait hal yang berkenaan proses penemuan jenazah sepenuhnya bukan kuasa kita, semuanya tanggung jawab kepolisian," tutur Eriko.

Eriko berharap polisi bisa segera mengungkap kematian misterius mendiang Bagus. Kedepan pihak kampus berharap mampu membangun suport sistem dengan mahasiswa agar kejadian serupa tidak lagi terjadi.

"Ini memang bukan sesuatu yang wajar, penyidik bisa mengungkap kasus ini. Kalau diketahui penyebabnya, kampus bisa membangun support system untuk mencegah hal serupa terjadi," ujarnya.

"Karena bagaiman apun almarhum adalah anak kami, jadi kami punya rasa tanggungjawab terkait keamanannya dan mahasiswa lainnya," katanya menegaskan.

Load More