Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 10 Mei 2022 | 22:53 WIB
Petugas menyemprotkan disinfektan di kandang sapi PD RPH Surya Surabaya untuk mengantisipasi wabah PMK, Selasa (10/5/2022). [ANTARA/Hanif Nashrullah]

SuaraJatim.id - Dinas Pertanian dan Peternakan (Disperta) Kabupaten Mojokerto membeberkan data jumlah sapi yang terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Foot Mouth Disease (FMD) per Selasa (10/5/2022). Tercatat ada 616 ekor sapi terinfeksi PMK dan 6 ekor ekor sapi mati.

Selain itu, ada tiga ekor sapi sembuh, kemudian satu ekor sapi dijual dan empat ekor sapu dipotong paksa.

Dari pendataan tersebut, diketahui jumlah populasi sapi yang ada di desa seluruh Mojokerto ada 14.862 ekor.

Sedangkan, ratusan sapi yang terinfeksi PMK tersebut tersebar di 62 perternakan di 17 kecamatan di Kabupaten Mojokerto.

Baca Juga: Hewan Ternak dari Empat Daerah Suspek Wabah PMK di Jatim Ditolak Sementara Masuk PD RPH Surabaya

Menurut Tim Dokter Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Kesehatan Hewan, Disperta Kabupaten Mojokerto, Nurul, enam ekor sapi yang mati tersebut merupakan data sejak tanggal 3 Mei 2022 lalu.

“Sampai hari ini, sapi yang terinfeksi PMK ada sebanyak 616 ekor,” ungkapnya seperti dikutip Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Selasa (10/5/2022).

Ia merinci, enam ekor sapi yang mati tersebut berada di Kecamatan Kutorejo tiga ekor, kemudian di Kecamatan Dawarblandong satu ekor sapi dan Kecamatan Pacet dua ekor.

Kekinian, pihaknya masih melakukan percepatan proses penyembuhan untuk 616 ekor sapi yang terinfeksi PMK tersebut.

“Penyakit ini disebabkan oleh Virus Foot Mouth Disease (FMDV). Virus PMK ini dapat menular ke antar hewan ternak, jadi yang harus ditingkatkan adalah daya tahan tubuh melalui pengobatan supportif, seperti vitamin, antibiotik. Jika ada gejala demamnya juga kita berikan antipiretik dan analgesik,” katanya.

Baca Juga: Ramai Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan, DKPP Bantul Bentuk Tim Penanganan

Untuk pencegahan dan penularan, ia mengemukakan diperlukan vaksinasi. Namun, dosis vaksin di Jawa Timur masih belum tersedia.

Lantaran itu, Disperta Kabupaten Mojokerto belum diminta untuk pengajuan dosis vaksin dan pengajuan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim).

“Kita sudah menyiapkan data, jika diminta data, kita sudah siap. Yang di vaksinasi itu kan mencakup 70 sampai 80 persen populasi, sekitar 41 ribu ribu dosis vaksin yang kita butuhkan. Di Kabupaten Mojokerto, sejauh ini belum ada hewan yang tertular selain sapi. Virus ini juga tidak menular ke manusia,” katanya.

Load More