SuaraJatim.id - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Mojokerto, Iwan Abdillah mengimbau masyarakat tidak mengkonsumsi mulut, kaki dan jeroan sapi. Ini merespons wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
PMK dipastikan tidak bisa menular ke manusia. Sebab penyakit ini hanya menyerang hewan ruminansia atau hewan yang berkuku kaki cabang dua, seperti sapi, kambing, domba, kuda dan babi.
Kendati PMK dipastikan tidak berisiko terhadap kesehatan manusia. Daging sapi yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku tidak dapat dibedakan secara kasat mata.
“Karena penyakit ini menjangkiti bagian mulut dan kaki,” ungkap Iwan mengutip dari Beritajatim.com, Sabtu (14/5/2022).
Ia melanjutkan, ketersediaan daging sapi di Kabupaten Mojokerto dipastikan aman, karena tim terus memantau secara ketat peredaran sapi.
“Sehingga hewan ternak yang akan dijual dipastikan sehat baru bisa untuk dilakukan distribusi. Sehingga saat berada di RPH dan dipotong untuk didistribusikan ke pasar-pasar, daging juga dalam keadaan sehat dan aman karena kami juga meninjau ke RPH, jika lolos maka hewan tersebut sudah dinyatakan sehat,” katanya.
Pihaknya menyarankan agar pedagang daging sapi mengambil daging dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Meski diakui saat ini, harga daging sapi per 14 Mei 2022 turun di harga Rp113.625/kg karena diduga ada kepanikan masyarakat.
“Tapi bisa jadi turunnya harga daging karena memang sebelumnya harga daging sapi tinggi setiap musim Lebaran. Harga akan turun setelah Lebaran. Untuk stok daging sapi per hari ini, 2.855 kg turun 62 kg atau 2,13 persen dari stok kemarin sebanyak 2.917 kg,” jelasnya.
Data Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto, per 13 Mei 2022 jumlah sapi yang sembuh dari PMK bertambah 36 ekor sehingga totalnya menjadi 88 ekor sapi. Sementara jumlah populasi sapi di Kabupaten Mojokerto sebanyak 19.542.
Baca Juga: Wabah PMK 'Menggila', Sebanyak 1.076 Sapi di Mojokerto Terinfeksi
Dari total jumlah populasi tersebut, sedikitnya mencapai 1.076 ekor sapi yang dinyatakan terinfeksi wabah PMK. Meski sapi yang mati bertambah dua ekor sapi sehingga menjadi 14 ekor sapi. Jumlah sapi yang dijual oleh pemiliknya menjadi tujuh ekor dan yang potong paksa menjadi tujuh ekor.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
Terkini
-
Gubernur Jatim: PRJ Surabaya 2025 Jadi Penguat Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Serap Tenaga Kerja
-
Rezeki Akhir Pekan Tiba, Klaim Saldo DANA Kaget Gratis Sekarang, Siap untuk Jajan Hari Ini
-
Sego Sambel Lovers Wajib Merapat, 5 Warung Bersih, Murah, dan Bikin Nagih di Surabaya
-
Jumat Berkah, Klaim Saldo DANA Kaget Gratis Sekarang Juga Masih Ada Rp 217 Ribu Menunggu Diklaim
-
Saldo Rp 380 Ribu dari DANA Kaget Untuk Anda Sudah Siap Diambil, Hanya Sekali Klik