Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 01 Juni 2022 | 09:41 WIB
Peternak Ponorogo buang susu sapi perahan mereka [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Gara-gara sejumlah ternak mereka diserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sejumlah peternak membuang susu sapi hasil perahan mereka.

Peristiwa ini terjadi di Desa Pudak Kulon Kecamatan Pudak Ponorogo. Di daerah itu, ada puluhan sapi yang suspek virus PMK. Para peternak pun ketakutan susu sapinya bakal berbahaya dikonsumsi.

Hasil rilis terakhir pemerintah desa (Pemdes) setempat, ada 86 sapi yang sudah bergejala PMK. Jumlah tersebut terdeteksi di 14 kandang di Desa Pudak Kulon. Demikian disampaikan Kepala Desa Pudak Kulon, Sujadi Eko Admojo.

“Dari jumlah 86 yang suspek PMK itu, ada 3 sampel yang sudah dikirimkan ke laboratorium, yakni sapi milik Pak Ambar Suyanto,” katanya seperti dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Selasa (31/5/2022).

Baca Juga: Tak Lagi Bisa Mengelak, Ratusan Pelanggar Lalu Lintas Terbidik ETLE Mobile

Kebanyakan sapi perah yang suspek PMK, mengalami gejala kaki bergetar, melepuh, mulutnya berlendir dan tidak mau makan. Akibat gejala yang menjurus ke PMK ini, para peternak mengeluhkan tidak ada pemasukan. Sebab, mereka tidak bisa kirim susu.

“Peternak yang sapinya suspek ini juga terkena sanksi sosial dari peternak yang belum kena. Mereka dikucilkan, karena kalau ketemu bisa menular. Praktis warga tidak punya pemasukan, karena 90 persen warga sini menggantungkan mata pencaharian beternak sapi perah,” pungkasnya.

Sementara itu salah satu peternak di Desa Pudak Kulon, Ambar Suyanto mengaku dirinya harus rela ratusan liter susu segar dari sapi perahnya setiap hari dibuang sia-sia.

Dia bercerita bahwa sapi perahnya ada 24 ekor. Dari jumlah itu, yang suspek PMK ada 3 ekor. Untuk mengantisipasi supaya tidak menular ke sapi perah lainnya, Ia berinisiatif untuk memberikan antibiotik kepada semua sapinya.

“Kalau sapi dikasih antibiotik, dari perusahaan susunya tidak mau menerima. Karena tidak bisa dikonsumsi manusia. Ya apa boleh buat, akhirnya dibuang saja,” katanya.

Baca Juga: Riski Kecelakaan di Ponorogo, Kawan-kawan Klub Motornya di Rombongan Depan Tidak Tahu

Dirinya membuang susu hasil perasan sapinya sejak hari Kamis (26/5) yang lalu. Dia memperkirakan pembuangan susu ini akan dilakukan selama 14 hari.

Sebab, kata Ambar menurut petugas dari Dipertahankan Ponorogo penyembuhan sapi yang bergejala PMK ini selama 14 hari. Jika hitung-hitungan, diternaknya menghasilkan 200 liter susu per harinya.

Sedangkan harga susu senilai Rp 6.100 per liternya. Sehingga jika dijumlah dirinya merugi hingga Rp 1,2 juta per harinya.

“Ya bisa dihitung sendiri, kerugian Rp 1,2 juta dikalikan 14 hari selama masa penyembuhan. Wabah ini sangat merugikan para peternak. Kami minta pendampingan dari Pemerintah segera,” katanya menegaskan.

Load More