Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 10 Juni 2022 | 09:11 WIB
Pasar hewan di Pamekasan Madura [Foto: ANTARA]

SuaraJatim.id - Gara-gara wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di sejumlah daerah di Jawa Timur ( Jatim ), harga sapi di Pamekasan Madura anjlok.

Tidak main-main, harga sapi di sana turun hingga jutaan rupiah, mulai dari Rp 2 hingga 5 juta per ekor. Kondisi ini jelas membuat para peternak menjerit.

Misalnya di Pasar Keppo Kecamatan Larangan Pamekasan. Seorang pedagang bernama Supandi (55) mengungkapkan kalau harga sapi turun sebesar itu sejak beberapa hari terakhir.

"Kalau yang biasa laku dengan harga Rp 15 juta, untuk sekarang ini hanya bisa laku antara Rp 10 hingga Rp 11 juta saja. Pokoknya turun drastis," katanya seperti dikutip dari Antara, Sabtu (10/06/2022).

Baca Juga: Rupa-rupa Cara Penanganan Wabah PMK di Kawasan Malang Raya, Kota dan Kabupaten Serta Wilayah Batu

Pedagang asal Desa Sokalelah, Kecamatan Kadur, Pamekasan ini menuturkan, selain harga turun, sejak setengah bulan lalu juga banyak pedagang yang memilih untuk tidak membeli sapi di setiap pasaran.

Mereka khawatir, sapi yang dibeli terserang penyakit, sehingga harga jual sapi bisa turun secara drastis.

"Kalau mau menjual sapi bagi peternak, jangan menjual sekarang. Pasti rugi, karena harganya turun drastis," saran Supandi.

Lain Supandi, lain pula pengalaman Tonawar, warga Desa Kertagena Laok, Kecamatan Kadur, Pamekasan.

Minggu lalu, ayah tiga orang anak ini mengundang pedagang untuk membeli sapi miliknya, karena peternak di desa ini biasa menjual sapinya di rumahnya, yakni dengan mendatangkan pedagang.

Baca Juga: Masih Jalan, Polisi Bantah Kasus Penganiayaan Ahmad Ghazali Warga Pamekasan Mandeg

"Saat itu, sapi saya ditawar Rp13 juta," ucap dia.

Namun, karena harga yang ditetapkan pedagang dinilai terlalu rendah, pada keesokan harinya, yakni pada Selasa (7/6), ia membawa langsung sapi miliknya ke pasar sapi di Dusun Keppo, Galis, yakni pasar sapi terbesar di Pamekasan.

"Tapi sampai di sana, sapi saya malah hanya ditawar Rp11 juta, jauh lebih rendah dari tawaran sebelumnya," kata Tonawar.

Enam bulan lalu, Tonawar membeli sapi yang dipelihara itu dengan harga Rp12 juta.

Menurut Kepala Bidang Pasar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Pamekasan Agus Wijaya, kasus wabah PMK memang sangat berpengaruh pada aktivitas jual beli sapi di pasaran.

"Laporan dari kepala pasar sapi di Waru, hari ini menyebutkan, di sana bahkan hanya ada satu ekor sapi di pasar. Peternak dan pedagang sudah khawatir untuk melakukan aktivitas jual beli," katanya.

Peternak khawatir rugi, karena harga jual sapi sangat murah, sedangkan pedagang tidak mau membeli karena khawatir sapi yang dibeli terserang wabah PMK.

Sementara itu, upaya untuk menekan penyebaran penyakit sapi kini terus dilakukan Pemkab Pamekasan dengan melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang-kandang sapi milik warga.

Kemudian, pemkab juga mendirikan pos pantau PMK di dua lokasi berbeda di Pamekasan, yakni di Jalan Raya Tlanakan dan di Pasar Keppo, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan.

Harga jual sapi turun akibat akibat wabah PMK ini bukan hanya di Pamekasan, akan tetapi juga terjadi di pasar hewan lain di Pulau Madura, seperti di Sampang, Bangkalan di Kabupaten Sumenep.

Load More