Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 29 Juni 2022 | 11:31 WIB
Ilustrasi penjual cabai rawit (17/12/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

SuaraJatim.id - Dalam beberapa pekan terakhir ini harga cabai rawit di sejumlah daerah di Jawa Timur ( Jatim ) melonjak tinggi.

Sepekan terakhir harganya bahkan lebih dari Rp 100 ribu per kilogramnya. Misalnya di Gresik, harga cabai rawit per satu kilogram tembus Rp 105 ribu.

Tingginya harga cabai membuat para pedagang ketiban apes. Mereka mengaku penjulannya menurun drastis karena tingginya harga bahan pokok.

"Jelas menurun, kalau harga cabai naik terus. Ini saja dari kulakan kemarin belum habis biasanya langsung ludes," kata Fuad Amin (23) pedagang pasar baru Gresik, Selasa (28/6/2022).

Baca Juga: Menikmati Keindahan Panorama Alam di Gumuk Sepikul Jember

Menurut Fuad, tingginya harga cabai dipengaruhi dengan terbatasnya pasokan dari agen. Faktor lain, juga dikarenakan banyak petani cabai yang gagal panen. Sehingga harga di pasaran terus melambung tinggi.

Sementara di Mojokerto, harga cabai rawit di pasaran kini lebih dari Rp 90 ribu. Meskipun begitu, tingginya harga cabai rawit ini tidak serta merta dinikmati oleh para petani di Mojokerto.

Bahkan mereka justru menyebut kalau harga cabai di kalangan petani anjlok. Seperti disampaikan Didit misalnya. Ia mengatakan, harga jual cabai rawit di tingkat petani berkisar Rp 70-80 ribu perkilogram.

Harga ini, kata dia, jauh dari saat panen raya. Didit mengungkapkan, kenaikan harga cabai ini sebenarnya sudah terjadi sejak bulan April atau saat awal puasa.

"Jelang Lebaran itu sudah naik, karena harganya Rp 38 perkilogram, nah sekarang sudah Rp 80 ribu. Memang biasa begini, habis panen raya harganya naik, pas panen raya jatuh," ujarnya.

Baca Juga: Kebun Binatang Surabaya Tambah Koleksi 29 Bayi Komodo

Sedangkan di Pasuruan, harga cabai rawit tembus hingga Rp 120 ribu per kilogramnya. Tingginya harga cabai rawit ini dikeluhkan sejumlah pedagag makanan.

Kholifah, seroang pedagang cabai di Pasar Kebonagung misalnya. Ia mengatakan kalau pelanggannya para penjual bakso dan pecel lele mengeluhkan harga cabai rawit yang tinggi seperti itu.

“Banyak pelanggan saya seperti pedagang bakso dan lalapan pecel lele yang ngeluh. Mereka kalau beli cabai rawit bilangnya gak untung malah buntung, ya saya akhirnya jual cabai kering aja,” ujarnya.

Kholifah juga mengatakan harga cabai kering memang lebih murah dibandingkan dengan cabai rawit, selisihnya bahkan bisa sampai Rp 44 ribu.

“Selisih harganya lumayan banyak sampai Rp 44 ribu rupiah setiap kilonya. Soalnya cabai kering itu setiap kilonya cuma Rp 76 ribu,” imbuhnya.

Sementara itu, Sri Wahyuni, seorang pedagang bakso mengaku sudah sekitar satu bulanan dia memakai cabai kering untuk membuat sambal. Menurutnya selain murah, cabai kering dirasa lebih pedas dibandingkan cabai basah.

Load More