Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Minggu, 03 Juli 2022 | 16:51 WIB
Foto yang diambil dari rekaman video menunjukkan anggota Kementerian Kedaruratan Rusia memadamkan api di depot BBM di kota Belgorod, Rusia, 1 April 2022. (ANTARA/Kementerian Darurat Rusia/HO via REUTERS/as)

SuaraJatim.id - Ledakan hebat menguncang  Kota Belgorod, Rusia, dekat perbatasan Ukraina. Sedikitnya, tiga orang korban dilaporkan tewas setelah rentetan beberapa ledakan di kota itu.

Rangkaian ledakan tersebut juga mengakibatkan empat orang terluka dan dua orang dirawat di rumah sakit, termasuk seorang anak laki-laki berusia 10 tahun.

Reuters tidak dapat memverifikasi laporan secara independen. Tidak ada reaksi langsung dari Ukraina atas laporan tersebut.

"Suaranya sangat kuat sehingga saya melompat, saya bangun, sangat takut dan mulai berteriak," kata seorang penduduk kota kepada Reuters.

Baca Juga: Bawa Iriana, Pakar Sebut Jokowi Ingin Beri Pesan ke Dunia Bahwa Rusia - Ukraina Tempat yang Bisa Dikunjungi

Dia mengatakan ledakan terjadi sekitar pukul 03.00 pagi waktu setempat.

"Rudal itu menghantam bangunan tempat tinggal sekitar 20 meter dari rumah saya.... Semua jendela di rumah kami pecah, pintu-pintunya keluar dari barisan."

Gubernur Vyacheslav Gladkov melalaui aplikasi pesan Telegram mengatakan. "Sebanyak 11 gedung apartemen dan 39 rumah pribadi rusak, termasuk lima yang hancur," katanya.

Gladkov mengatakan sebelumnya bahwa "insiden" tersebut sedang diselidiki.

"Mungkin, sistem pertahanan udara bekerja," tulisnya.

Baca Juga: Pakar UGM Sebut Kunjungan Jokowi ke Rusia-Ukraina Strategis Pulihkan Ekonomi Global

Belgorod, sebuah kota berpenduduk hampir 400.000 sekitar 40 km di utara perbatasan dengan Ukraina, adalah pusat administrasi wilayah Belgorod.

Sejak Rusia meluncurkan invasi pada 24 Februari 2022, ada banyak laporan serangan di Belgorod dan wilayah lain yang berbatasan dengan Ukraina.

Moskow menuduh Kiev melakukan serangan tersebut.

Ukraina belum mengaku bertanggung jawab atas serangan sebelumnya tetapi menggambarkan insiden itu sebagai balasan dan "karma" atas invasi Rusia.

Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis.

Semantara Ukraina dan sekutunya di Barat mengatakan tuduhan fasis tidak berdasar dan perang adalah tindakan agresi yang tidak beralasan. (Antara)

Load More