Pada Sabtu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang mendesak masyarakat internasional untuk mengutuk agresi Rusia, mengatakan bahwa dia telah menyuarakan keprihatinan pada timpalannya dari China, Wang Yi, atas persekutuan Beijing dengan Moskow, selama pembicaraan yang berlangsung lebih dari lima jam.
Blinken berbicara kepada wartawan di Bali, Indonesia, setelah pertemuan para menteri luar negeri G20 pada Jumat.
Menlu Rusia Sergei Lavrov telah keluar dari pertemuan itu, mencela Barat karena telah melontarkan kritik "yang hiruk pikuk".
Sesaat sebelum invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina, Beijing dan Moskow mengumumkan kemitraan "tanpa batas", meskipun para pejabat AS mengatakan mereka belum melihat China menghindari sanksi keras yang dipimpin AS terhadap Rusia atau memberi peralatan militer ke Rusia.
Gubernur Kharkiv Oleh Synehubov mengatakan di Telegram bahwa, bersamaan dengan serangan rudal di kota itu, para pejuang Ukraina telah memukul mundur dua serangan Rusia di dekat Dementiivka, sebuah kota kecil yang terletak di antara Kharkiv dan perbatasan dengan Rusia.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pasukannya menyerang dua pangkalan tentara asing bayaran yang ditempatkan di dekat Kharkiv.
Juru bicara kementerian Igor Konashenkov juga mengatakan dua pesawat Su-25 Ukraina telah ditembak jatuh di wilayah Mykolaiv selatan dan pasukan Rusia telah menghancurkan lima gudang amunisi di sana dan di wilayah timur Dnipropetrovsk dan Donetsk.
Pasukan yang didukung Rusia di Republik Rakyat Donetsk (DPR), wilayah Ukraina yang memerdekakan diri, mengatakan tiga orang tewas dan 17 terluka di sana dalam 24 jam terakhir.
Pasukan dukungan Rusia itu mengatakan pasukan Ukraina telah menembaki 10 lokasi di wilayah tersebut.
Baca Juga: Ganda Putra Hendra/Ahsan Lolos ke Final Malaysia Masters Usai Kalahkan Ganda China
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan dari medan perang itu secara independen.
Seruan sanksi
Setelah pertemuan G20 pada Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengisyaratkan bahwa Kremlin tidak berminat untuk berkompromi, dengan mengatakan sanksi terhadap Rusia berisiko menyebabkan kenaikan harga energi yang "menyengsarakan".
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pada Sabtu bahwa sanksi-sanksi berhasil, dan menggemakan seruan agar Barat lebih banyak mengirimkan senjata presisi tinggi.
"Rakyat Rusia mati-matian berusaha mencabut sanksi yang membuktikan bahwa sanksi itu menyakiti mereka. Oleh karena itu, sanksi harus ditingkatkan sampai Putin membatalkan rencana agresifnya atau kehilangan sumber daya untuk memenuhi atau mengeksekusi rencana itu," katanya dalam sebuah forum di Dubrovnik melalui tautan video.
Duta Besar Rusia untuk Inggris Andrei Kelin pada Jumat mengatakan kecil kemungkinan pasukannya akan mundur dari sejumlah wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia dan mengatakan bahwa mereka akan merebut wilayah lain di Donbas.
Tag
Berita Terkait
-
Ganda Putra Hendra/Ahsan Lolos ke Final Malaysia Masters Usai Kalahkan Ganda China
-
Menlu Amerika Bertemu Menlu China di Bali, Antony Blinken: Ini Momen Bermanfaat dan Konstruktif
-
Tembus Final Malaysia Masters 2022, Kegigihan Chico Aura Dwi Wardoyo Bikin Takjub BWF
-
Fox Spirit Matchmaker Yue Hong Rilis Poster Perdana Yang Mi dan Gong Jun
-
Viral Brand Es Krim Premium di China Tak Meleleh Saat Dibakar Api, Warganet Pertanyakan Kandungannya
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saya Harus Seperti Apa?
Pilihan
-
Krisis Pasokan Gas Murah Hantam Industri, Menko Airlangga Buka Suara Usai Pelaku Usaha Teriak PHK!
-
Target Penerimaan Bea Cukai Rp334 Triliun di 2026, Para 'Ngudud' Jadi Tulang Punggung
-
Menko Airlangga: Tidak Ada Negara yang Bisa Tumbuh Konsisten di 5 Persen
-
Anggaran MBG vs BPJS Kesehatan: Analisis Alokasi Jumbo Pemerintah di RAPBN 2026
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
Terkini
-
Bansos Berujung Judi Online? DPRD Jatim Desak Sanksi Berat untuk Penerima Nakal
-
Dana Transfer Dipangkas, DPRD Jatim Beri Peringatan Keras
-
Apresiasi pada Paskibraka Nasional, BRI: Dukungan terhadap Dedikasi dan Kedisiplinan
-
Bella Anjani Mahasiswi IKADO Surabaya Dorong Generasi Z LAWAN 'Narsisme' dengan Buku Ilustrasi
-
Niat Sholat Rebo Wekasan di Bulan Safar, Amalan Tolak Bala Beserta Pandangan Ulama