Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 20 Juli 2022 | 20:02 WIB
Ilustrasi La Nina. [Envato elements]

SuaraJatim.id - Peralihan musim mengalami keterlambatan sehingga menyebabkan musim hujan lebih panjang atau biasa disebut Fenomena La Nina. Menyikapi itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi, termasuk di wilayah Bangkalan, Madura.

Pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan, Rizal Moris mengatakan, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), keterlambatan peralihan cuaca yang dipicu masih aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer skala global-regional yang cukup signifikan.

Bahkan perubahan cuaca yang terjadi saat ini cukup berbeda dengan peralihan musim di tahun lalu. Akibatnya, tahun ini kemarau mundur.

Meski begitu, hasil identifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah.

Baca Juga: Pilu, Kakek di Bangkalan Kehilangan Uang Hasil Jualan Sapu dan Mainan

“Cuaca ini juga berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia,” katanya mengutip dari Beritajatim.com jejaring Suara.com.

Selain itu, dalam skala regional, terdapat beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan. Sehingga selain kemarau yang berlanjut, ada potensi hujan yang nantinya akan terjadi di wilayah Bangkalan selama sebulan ke depan.

Meski saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, akibat adanya fenomena atmosfer tersebut kemudian memicu terjadinya cuaca turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk wilayah di Jawa Timur.

Maka, masyarakat harus waspada terhadap kondisi tersebut.

“Kami mengimbau kepada masyarakat, untuk waspada terhadap kemungkinan adanya potensi hujan yang mampu menimbulkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, cuaca ekstrem dan angin kencang,” tandasnya.

Baca Juga: Hujan Lebat Terjadi di Musim Kemarau, Bagaimana Penjelasan dari BMKG?

Load More