Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 02 Agustus 2022 | 18:28 WIB
RSUD Jombang. [Instagram/@info_jombang]

SuaraJatim.id - Viral RSUD Jombang diduga memaksakan persalinan caesar kepada Rohmah Roudlotul Janah (29) hingga sang bayi meninggal memasuki babak baru. 

Keluarga Rohmah mendatangi DPRD Jombang untuk mengadukan pelayanan RSUD Jombang yang dinilai buruk.

Desi Eka Sally Indrawati, kerabat yang juga mendampingi proses persalinan Rohmah adalah pemilik akun twiter @MinDesiyaa.

Ia yang mengunggah cuitan tentang buruknya pelayanan persalinan istri dari adik sepupunya di RSUD Jombang hingga viral.

Baca Juga: Hindari Fitnah, MKDK Diminta Turun Tangan Investigasi Persalinan Normal Berujung Kematian Bayi di RSUD Jombang

“Awalnya saya mencoba menyampaikan kritik lewat link pengaduan milik RSUD Jombang. Tapi link tersebut tidak bisa digunakan. Juga melalui ulasan google, tapi tidak ada respon. Hingga akhirnya keluhan itu saya tulis melalui aku Twitter,” ujar Desi mengutip dari beritajatim.com, Selasa (2/8/2022).

Cuitannya itu pviral. Bahkan warganet juga mengungkapkan keluhan serupa tentang buruknya pelayanan di RSUD Jombang.

Ia menyayangkan pihak RSUD terkait prosedur penanganan, terutama tentang jaminan kesehatan.

“Kalau memang pasien KIS (Kartu Indonesia Sehat) tidak boleh menjalani operasi sesar, mengapa tidak bilang dari awal. Sehingga kami bisa pindah ke rumah sakit swasta meski pakai duit utangan,” ujar Desi.

Desi juga mengungkapkan tentang ruangan yang dihuni sepupunya. Kondisi ruangan panas, karena mesin pendingin mati.

Baca Juga: Pasien BPJS, Alasan RSUD Jombang Tak Turuti Permintaan Persalinan Caesar

Desi sudah menanyakan itu, tapi perawat menjawab dengan ketus.

“Pasien kelas tiga kok pakai AC,” ujar Desi menirukan ucapan perawat tersebut.

Sementara, suami Rohmah, Yopi Widianto (26) juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan RSUD Jombang.

“Istri saya tiga kali menyampaikan kepada tim medis agar dilakukan operasi sesar dalam persalinan itu. Tapi tidak ditanggapi,” ujar Yopi di depan anggota Komisi D DPRD Jombang.

Yopi mengaku tidak tega melihat anaknya dikeluarkan dari rahim dengan cara dekapitasi atau pemisahan anggota tubuh. Meski hal itu dilakukan saat bayi sudah meninggal.

“Terus terang saya tidak tega. Mengapa tidak dilakukan sesar dari awal,” kata Yopi.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Jombang Syarif Hidayatullah berharap curahan hati keluarga pasien itu menjadi perhatian bagi manajemen RSUD Jombang.

“Saya sebagai anggota dewan juga kerap mendapatkan keluhan serupa. Utamanya melalui media sosial,” ujarnya.

Hearing itu digelar oleh Komisi D DPRD Jombang menindaklanjuti viral bayi meninggal di RSUD Jombang. Seluruh pihak dihadirkan. Mulai keluarga pasien, Dinas Kesehatan, Puskesmas Sumobito, RSUD Jombang. 

Load More