SuaraJatim.id - Sudah dua pekan ini kelangkaan solar terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur ( Jatim ), misalnya di Tuban dan Lamongan.
Kelangkaan solar ini dikeluhkan sejumlah nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Kabupaten Lamongan. Para nelayan ini akhirnya memutuskan tidak melaut.
Di PPN Brondong misalnya, tampak ratusan kapal nelayan terparkir. Kapal-kapal yang tidak melaut itu berjejer sebagai imbas dari kelangkaan solar subsidi.
"Solar langka selama dua pekan terakhir. Akibatnya ratusan kapal nelayan di Pelabuhan Brondong tidak dapat melaut," ujar Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Lamongan, Darlin, Jumat (12/8/2022).
Baca Juga: Selewengkan Solar Subsidi Sejak Januari Lalu, SP Terancam Denda Rp 60 Miliar
Padahal, menurut Darlin, kondisi cuaca saat ini sedang bagus untuk melaut. Kini, para nelayan setempat pun banyak yang mengganti aktivitas melautnya dengan memperbaiki jaring maupun peralatan melaut lainnya.
Darlin sangat menyayangkan terjadinya kelangkaan solar ini. Ia bahkan menilai, jika pemerintah masih lamban dalam menyikapi permasalahan nelayan tersebut.
"Kami meminta kepada pemerintah atau pejabat terkait untuk turun lapangan, melihat langsung kondisi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong ini," katanya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com.
Lebih jauh, Darlin menduga bahwa kelangkaan solar subsidi ini karena ada oknum yang sengaja main curang.
"Solar bersubsidi ini harus tepat sasaran. Perlu dikawal. Jangan sampai ada penyimpangan dengan malah dijual ke perusahaan atau untuk proyek tertentu," katanya.
Baca Juga: SPBU di Tanjung Laut Terapkan Fuel Card, Antrean Diklaim Tak Panjang Lagi
Tak cukup itu, Darlin berpandangan, kelangkaan dan mahalnya harga BBM nelayan disebabkan kurangnya kuota yang tersedia dibandingkan dengan jumlah kapal penangkap ikan saat ini.
"Kemungkinan formula perhitungan dan penentuan alokasi BBM, yakni solar untuk kegiatan perikanan tangkap tidak berdasarkan jumlah data kapal yang yang sebenarnya," katanya.
Dengan begitu, data ini bisa menjadi masalah mendasar yang tidak bisa diselesaikan oleh KKP. Akibatnya, terjadi gap antara kebutuhan dan alokasi BBM bagi kegiatan perikanan tangkap termasuk, BBM bersubsidi.
Oleh karenanya, Darlin berharap, agar pemerintah segera mencari solusi atas persoalan ini. Sebab jika solar terus langka, akan semakin banyak nelayan yang terpaksa menganggur dan pasokan ikan juga menurun.
"Kasihan nelayan. Seharusnya pemerintah melakukan pengawasan distribusi solar subsidi ini dengan ketat. Jangan sampai rakyat dirugikan oleh oknum yang tak bertanggungjawab," ujarnya.
Berita Terkait
-
Skandal Solar Subsidi Kolaka: Nelayan Menjerit, Negara Rugi Rp105 Miliar!
-
Nelayan Menjerit! Akses Solar Subsidi Sulit, Aturan Baru Bahlil Bikin Tambah Susah?
-
Awas Salah Kebijakan! Tifatul Ingatkan Bahlil Soal Penertiban Solar Subsidi
-
Isi Pertalite dan Solar Subsidi Butuh QR Code, Ikuti Panduan Ini untuk Mendapatkannya
-
Pemerintah Masih Beri Subsidi BBM Solar di 2025, Diusulkan Kuotanya Segini
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
Terkini
-
Pendaftaran Tanah Elektronik: Khofifah Dorong Notaris & PPAT Jatim Lebih Efisien!
-
Berikut Ini Kisah Sukses Bening by Helena Bersama BRI
-
Gubernur Khofifah Komitmen Bangun Moderasi Beragama Diajarkan Sejak Dini, Jaga Sinergi dengan BNPT
-
Puluhan Mantan Karyawan yang Ijazahnya Ditahan Resmi Lapor Polisi
-
Layanan Wealth Management BRI Diakui Dunia, Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney