SuaraJatim.id - Kanker paru-paru menjadi salah satu penyakit paling membunuh di dunia. Kanker ganas ini bisa dibilang memang sulit untuk mengobatinya.
Orang mengenal salah satu metode pengobatan kanker paru-paru yakni dengan kemoterapi. Padahal tidak melulu seperti itu. Dengan perkembangan sains pengobatan kanker paru di dunia medis ada beberapa alternatif.
Demikian disampaikan Dokter Andhika Rachman, spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia. Menurut dia, ada sejumlah pertimbangan dokter dalam menangani pasien kanker paru ini.
"Kemoterapi bukan lagi satu-satunya pilihan terapi untuk semua pasien kanker paru dengan berkembangnya sains pengobatan," kata Andhika dalam webinar kesehatan, Selasa (30/08/2022).
Baca Juga: Pentingnya Mendeteksi Dini Kanker Paru Agar Peluang Sembuh Semakin Besar
Dalam pengobatan kanker paru, terdapat pertimbangan yang dianalisis dokter untuk memilih pengobatan kanker paru. Pertama, dari status keadaan pasien bagaimana fungsi organnya, apakah terdapat komorbiditas, kepatuhan dalam perawatan, harapan serta preferensi pasien.
Kedua, dilihat dari kondisi tumor seperti stadium kanker, jenis sel kanker, alat penguji lanjutan yaitu Biomarker prediktif seperti EGFR, PD-L1, dan ALK.
Ketiga, untuk memilih modalitas pengobatan hal-hal yang dipertimbangkan meliputi mekanisme kerja pengobatan, toksisitas yang diharapkan, terapi yang sebelumnya dijalankan pasien, dan juga ketersediaan pengobatan.
Saat ini, untuk beberapa mutasi kanker paru, seperti mutasi EGFR atau ALK, telah tersedia berbagai pengobatan inovatif yang termasuk golongan terapi target.
Ia menunjukkan, kanker paru bukan Sel Kecil pada stadium lanjut jika diobati dengan kemoterapi standar dapat memiliki harapan hidup rata-rata hingga 8 bulan.
Baca Juga: Dokter: Kanker Paru Indonesia Mayoritas Dialami Lelaki Perokok, Rerata Sudah Stadium Akhir
Sedangkan, pasien kanker paru yang diagnosa dengan mutasi EGFR positif jika diterapi dengan kombinasi kemoterapi dan terapi target EGFR inhibitor dapat mempunyai harapan hidup secara keseluruhan mencapai 11,5 bulan.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Pentingnya Mendeteksi Dini Kanker Paru Agar Peluang Sembuh Semakin Besar
-
Dokter: Kanker Paru Indonesia Mayoritas Dialami Lelaki Perokok, Rerata Sudah Stadium Akhir
-
Hati-Hati, Konsumsi 2 Vitamin Ini Bersamaan Justru Bisa Picu Kanker
-
Dikira Batuk Biasa karena Terinfeksi, Ternyata Wanita Ini Derita Kanker Paru-Paru Stadium Akhir
-
Hits Health: Batuk Tak Sembuh Ternyata Kanker Paru, Mengenal Kleptomania
Terpopuler
- 5 Rekomendasi HP Samsung Murah Rp2 Jutaan: RAM Gede, Kamera Terbaik
- Cari Mobil Bekas Harga Rp35 Jutaan? Ini Rekomendasi Terbaik, Lengkap dengan Spesifikasinya!
- Dulu Hanya Sultan yang Sanggup, Kini Jadi Mobil Bekas Murah: Ini Deretan Sedan Mewah Kelas Atas
- 8 Mobil Bekas Murah 7 Seater Rp60 Jutaan, Pajaknya Lebih Murah dari Yamaha XMAX
- 5 HP Redmi Murah RAM 8 GB, Harga Sejutaan di Mei 2025
Pilihan
-
Korlantas Polri Cek Lokasi Kecelakaan Maut di Tawangmangu, Ini Hasilnya
-
Ada Satu Balita, Ini Daftar Korban Tewas Kecelakaan Maut di Tawangmangu
-
5 Rekomendasi Mobil Terbaik untuk Anak Muda: Harga Terjangkau, Desain Bodi Elegan
-
Persis Solo Selamat dari Degradasi, Ini Komentar Ong Kim Swee
-
Harga Emas Resmi Pegadaian Terjun Bebas Lagi Pada Minggu, Berikut Daftarnya
Terkini
-
PAD Tembus Target, Tapi Ada Beri Catatan dari Fraksi Gerindra DPRD Jatim
-
Pakar Siber AS Kunjungi IKADO Surabaya, Bongkar Rahasia Keamanan Infrastruktur Digital
-
Demi Tingkatkan Kualitas SDM, Gubernur Khofifah Siapkan Asrama bagi Mahasiswa ITS Jalur KIP Kuliah
-
Jangan Asal Teriak, Guru Besar Unair Sampaikan Cara Berpendapat dengan Bertanggung Jawab
-
Berdedikasi dalam Pembangunan, Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Leading Women Awards 2025